[Cerpen] Pelukan Pertama dan Terakhirmu

  • Bagikan
Dok. Pribadi/Ali Armadan MM

Ia terkejut saat itu dan hanya mengatakan untuk tidak suka padanya dan pergi meninggalkan taman sekolah. Aku pun merasa ditolak.


Sebulan berlalu aku sudah jarang melihat Verli. Aku pun berpikir cintaku sudah berakhir, tapi aku ingat kata mama, Cinta itu seperti batuk yang tidak bisa ditahan. Aku pun memberanikan diri menemui Bian.

“Ketos, pacar kamu kok gak nongol,” kataku.

“Pacar??? siapa??,” katanya bingung.

“Bukannya kamu pacaran dengan Verli,” lanjutku.

Bian hanya menghela napas dan menjelaskan semuanya padaku bahwa ia tidak pacaran dengan Verli, bagaimana perasaan Verli sebenarnya padaku dan tentang penyakit yang diderita anak ayam berisik itu.

Seketika itu aku langsung menuju rumah sakit tempat Verli dirawat. Kukayuh sepeedaku dengan sekuat tenaga untuk sampai ke sana.

Di Kamar 5022 kudengar suara seorang gadis yang berteriak-teriak kesakitan. Dan aku tahu itu adalah Verli. Aku tidak bisa berkata apa-apa dan tidak bisa menghalangi air mataku jatuh.

Dua jam menunggu dengan perasaan kacau, aku pun memberanikan diri untuk masuk ke kamar Verli dirawat. Ia sedang menggambar disebuah buku.

Melihatku datang ia terseyum dan seperti biasa selalu berisik.

“Hey anak ayam kamu mau ke atap tidak,” pintaku.

“Hufftt apa sih kamu pasti mau bilang suka lagi kan, kan sudah kubilang jangan suka sama aku,” katanya jutek.

“Yasudah tapi gendong aku yah,” lanjutnya.

Aku pun menggendongnya sampai ke atap rumah sakit berlantai 17 itu. Sudah sakit tapi kebiasaan berisiknya tak hilang, dia terus mengoceh saat kugendong.

Kami pun bersendagurau di atap itu, tertawa dan membahas apapun, Verli juga mengatakan bahwa ia sudah mengenalku saat awal masuk sekolah.

Momen itu pun tak terlewatkan untuk Verli memelukku saat kami akan turun kembali.

“Jangan lupa sama aku yah Aldi,” katanya tersenyum.

Itu adalah momen terkhirku dengan Verli. Sampai saat ini, aku tidak pernah lupa sedikit pun dengan cinta pertama ku itu. Saat ini pun aku masih merindukannya, pelukan pertama dan terakhir yang ia berikan padaku masih terlantun setiap malam di pikiranku. (*)

Ali Armadan MM

(SMAN 6 Soppeng)

IG @ardhan_kun

  • Bagikan