[Cerpen] Reno Kena Pamali

  • Bagikan
Dok.Pribadi/Nurfadillah Ham

KEKER.FAJAR.CO.ID – “Ingat! Anak-anak tidak boleh keluar rumah saat petang, nanti diculik Poppo!”

“Tapi.. Poppo itu apa?”

Aku ingat sekali hari pertama berkunjung ke Sulawesi Selatan. Kalimat itulah yang menjadi pesan selamat datang dari nenek untukku saat tiba di depan pintu rumahnya. Diucapkannya dengan nada mengerikan seakan mencengkram urat-urat leherku hingga rasanya sulit menelan.

Di hari-hari berikutnya, nenek semakin banyak menegur dan menceramahiku. Banyak yang mesti kupelajari. Semua yang kulakukan harus serba hati-hati. Kelakuanku juga harus terus terjaga. Terutama, karena aku pendatang baru, katanya. Meski peraturannya banyak, aku menyimak dan mematuhi. Kecuali jika terhasut oleh tawaran Reno.

“Hei! Ayo main ke gunung!”

“Main? Tapi ini udah sore. Ingat kan kata-kata nenek?”

“Hahaha.. kamu percaya? Semua yang nenek bilang itu tidak ada yang nyata sama sekali terjadi. Orang tua memang banyak pamali-pamalinya.”

Aku diam beberapa saat. Menimbang-nimbang pilihan untuk menentukan mana yang akan kucabut. Lebih tepatnya, merenungkan apakah dengan mengikuti Reno semua betul akan baik-baik saja. Tapi, Reno membaca kecemasan yang mengemas wajahku.

“Ayolah! Tidak akan terjadi apa-apa,” Reno menatapku penuh keyakinan bercampur harap.

Sebuah moment yang tidak terlupakan. Saat usiaku menjelang sembilan tahun, kami melenceng dari pamali nenek.

  • Bagikan

Exit mobile version