“Untuk tipe-tipe toxic friend, saya rasa ada bermacam-macam di luar sana. Seperti ada yang berteman hanya untuk bisa dikerjakan tugasnya atau tempat nyontek dan ada juga yang manipulatif baik kepada kita tapi diam-diam menggosipi kita ke orang lain ,” ungkap Chelsea.
Komentar lain datang dari Muhammad Bagas Abdul Azis, Siswa SMAN 13 Makassar. Ia berpendapat bahwa jika ada teman toxic dalam circle pertemanan, ia memilih untuk menghindar dan memberi batasan dari orang tersebut. Karena menurutnya sejatinya, dalam pertemanan itu harus saling bahu membahu dan merasakan susah senang bersama.
“Kalau saya yang pertemanan seperti ini toxic friend lebih baik saya hindari dan beri jarak dengan dia karena tidak bermanfaat, cuma bisa menjatuhkan. Sebab, kalau betul-betul teman sejati sudah seharusnya susah dan senang sama-sama, bukan hanya satu pihak yang diuntungkan,” tutup Bagas.
So guys, jika kamu terjebak dalam toxic friendship, lebih baik kamu jaga jarak. You guys only live once, jangan sia-siain waktumu kepada orang yang tidak menghargaimu.(*)
