KEKER.FAJAR.CO.ID – Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Halo pak Gubernur, perkenalkan nama saya Muhammad Nur Bashirah.Melalui surat ini saya akan menceritakan pengalaman belajar saya selama pandemi.
Awalnya saya menikmati pembelajaran daring yang dilakukan selama pandemi ini. Saya menyukai aktivitas selama dirumah bangun tidur, absen, mengerjakan tugas ,kemudian istirahat. Maklumlah pak namanya juga santri capek dan bosan sama kegiatan di dalam pondok, mau juga merasakan udara segar dunia luar.Sewaktu libur (dirumahkan) saya pulang ke kampung halaman saya Maumere,NTT
Namun seiring berjalannya waktu, saya mulai merasa ada yang kurang. Biasanya ketika saya bosan punya teman yang bisa saya ajak cerita, namun ketika dirumah kami hanya bisa bercengkrama melalui HP. Rindu rasanya bisa bertemu satu sama lain. Selain itu materi yang diajarkan pun hanya sedikit yang bisa saya mengerti.Tidak ada yang bisa di ajak diskusi secara tatap muka tentang materi pelajaran.
Sekitar awal bulan Oktober saya terkena penyakit tipes. Karena penyakit tersebut saya diharuskan di rawat dirumah sakit selama seminggu.Berselang beberapa hari kemudian saya terserang radang tenggorokan. Awalnya saya mengira itu Cuma radang tenggorakan biasa,namun hal itu menyebabkan saya demam tidak karuan dan saya terkena sesak nafas kemudian dibawa ke IGD untuk ditangani, dan saya terpaksa harus rawat inap lagi.
Saya di diduga ada infeksi saluran kencing (ISK) namun belum bisa dilakukan operasi di tempat saya karena peralatan yang tidak memadai. Keputusannya saya dirujuk di Rumah Sakit Wahidin di Makassar. Ketika saya mulai berobat di RS Wahidin saya di diagnosa terkena TBC ringan, saya harus mengikuti pengobatan selama 6 bulan dan diduga terdapat penyumbatan di saluran kencing saya dan saya harus di operasi. Ketika saya hendak di operasi saya dan ibu saya positif terkena Covid-19 dan menyebabkan operasi saya ditunda. Setelah saya sembuh barulah saya bisa di operasi. Malam tahun baru saya waktu itu di rumah sakit.