Bapak Gubernur yang terhormat, saya ingin berbagi sedikit pengalaman saya terhadap adanya kebijakan pembelajaran daring ini. Yah, walaupun sekarang di Daerah saya sudah bisa pembelajaran tatap muka secara terbatas, tapi masih belum puas tetap ingin sekolah seperti tahun 2019 kemarin. Sebenarnya belajar dari rumah sama asiknya dengan belajar normal di sekolah, kita rindu pulang saat di sekolah, di rumah rindu ingin balik sekolah. Sejujurnya belajar di rumah membuatku banyak kesempatan untuk membantu orang tuaku dan meluangkan waktu untuk hobiku dalam berkarya.
Kalau ditanya, apa suka duka kamu selama belajar dari rumah?, dukanya itu saya tidak bisa kumpul bareng kerjain tugas, dan yang paling penting tidak dapat penjelasan secara langsung dari guru-guru. Kalau sukanya, yang paling utama bisa kerjain tugas sambil rebahan, hehehe, terus selama belajar daring ini bisa menantang diri saya sendiri untuk terus semangat belajar walaupun dalam keadaan seperti ini.
Bapak Gubernur Sulawesi Selatan yang terhormat, sebelum sekolah saya diperbolekan belajar tatap muka secara terbatas seperti sekarang, kemarin pas belajar daring saya juga merasakan penderitaan dan tekanan batin yang sama seperti yang dialami teman-teman saya yang berada di wilayah zona merah. Bangun pagi dan stay di depan layar, terus absen dan mengerjakan tugas yang batas waktunya mepet, belum lagi tugas yang satu selesai masuk lagi tugas yang lain. Melalui sepucuk surat ini, saya harap pemerintah dapat segera kembali membuka sekolah dan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat. Aneh, masa mall dan sejenisnya bisa dibuka? sedangkan tempat belajar masih saja dilarang.
Demikian surat ini saya tulis, saya ucapkan banyak terimakasih atas ketersediaan bapak Gubernur untuk membaca surat ini, saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh,
Hormat saya, Emil Fadli