[Lomba Menulis] Surat untuk Gubernur

  • Bagikan

Saya sebagai pelajar tentu sedih karena situasi ini membuat kami tidak belajar secara tatap muka lagi atau offline, akan tetapi disini saya juga sangat bersyukur pak, karena situasi inilah yang membuka dan mengembangkan pola pikir saya dan tentunya juga banyak pelajar yang mengalami hal ini.

Selama pandemi ini saya hampir 24 jam menghabiskan waktu dirumah adapun kalau keluar ketika hanya disuruh untuk membeli keperluan pak. Setiap pagi kita hanya fokus didepan Hp menunggu materi dan tugas-tugas yang masuk dan itu sangat menyiksa saya pak, ketika saya mulai fokus untuk belajar tiba-tiba orang tua saya datang dengan keringat dan lelah yang sangat jelas dimata saya. Dari situlah saya mulai tidak fokus untuk belajar lagi pak. Karena pikiran saya semua terisi dengan wajah lelah orang tua saya. Tapi,di sinilah saya mulai menata ulang prinsip dan tujuan saya yaitu lebih semangat lagi dalam belajar karena ada orang tua yang ingin kita angkat derajadnya,ada orang tua yang ingin kita hentikan penderitaannya dan ada orang tua yang ingin melihat kesuksesan anaknya dan itu semakin membakar semangat saya untuk belajar lebih keras lagi.

Dulu sebelum ada pandemi tujuan saya belajar hanya karena ingin sukses tapi setelah berlama-lama dirumah saya akhirnya mengubah kembali tujuan saya dan membulatkan tekad saya bahwa “kebahagiaan orangtualah yang utama”.

Ternyata benar bahwa setiap kejadian pasti ada makna yang sangat penting yang tersembunyi di dalamnya dan kita sebagai tokoh kejadian harus menemukan dan memahaminya. Seperti pandemi dan mata yang selalu ingin mengeluarkan air mata karena di alurnya yang begitu menyiksa pandangan.

Guru sayan mengatakan setiap apa yang kita lihat didalamnya terdapat konspirasi yang harus kita pahami karena kalau kita terus mengikuti apa yang kita lihat itu maka ada jurang yang menunggu kita didepan.

Mungkin sekian dulu cerita saya pak sebenarnya banyak sekali yang ingin saya sampaikan mengenai apa yang saya alami selama pandemi ini akan tetapi keterbatasan kata yang melebih sehingga setelah ini saya berharap agar dapat menyampaikan cerita saya secara langsung kepada Bapak.

  • Bagikan