KEKER.FAJAR.CO.ID – Namanya Olivia, ia siswi di kelas 7 SMP. Ia adalah murid yang sangat rajin dan pintar di sekolahnya, hampir di tiap pelajaran dia mendapatkan nilai yang sempurna.
Olivia berasal dari keluarga yang mampu. Tetapi, kedua orang tuanya tidak membiasakan Olivia membeli sesuatu yang tidak penting. Apalagi jika menurutnya kurang baik untuk seusia Olivia.Selama sekolah daring pun ia belajar dan mengikuti ujian menggunakan komputer ayahnya.
Walaupun ia mempunyai handphone, tetapi handphone tersebut tidak dapat mengakses internet, dan hanya dapat digunakan untuk menelfon dan mengirim pesan melalui SMS. Kedua orang tuanya tidak memberikan Olivia smartphone karena mereka tidak ingin anaknya kecanduan sosial media.
Pada saat naik kelas 8 SMP, Olivia meminta untuk dibelikan smartphone dengan alasan untuk kebutuhan proses pembelajaran.”Ayah, tolong belikan aku smartphone. Aku kesulitan dalam proses pembelajaran karena ketinggalan pembahasan soal sama teman-teman yang lainnya, Yah,” ucap Olivia penuh harap.“Kamu tahu cara menggunakan smartphone?“ tanya sang Ayah.“Iya, Ayah. Teman-teman Olivia yang mengajarkan aku. Tolong ya, Ayah. Olivia punya tabungan yang cukup kok, Ayah,” tegas Olivia menjawab pertanyaan sang Ayah.“Bukannya tabungan itu ingin kamu simpan buat beli buku-buku pelajaran?” tanya Ayahnya.“Iya, Ayah. Tapi, Olivia butuh HP itu. Lagian Olivia sudah punya banyak buku pelajaran.”“Baiklah kalau itu keinginan Olivia,” jawab sang Ayah sambil menatap mata Olivia.“Terima kasih, Ayah.”
Dalam waktu satu minggu, kedua orang tuanya merasa bahwa ada yang salah dari anaknya. Bahkan, ia selalu tidur di waktu pagi karena main game dan bermain Instagram semalaman. Padahal, biasanya Olivia berolahraga dan belajar di pagi hari.