KEKER.FAJAR.CO.ID – Di sebuah Desa Sumberwuluh hiduplah seorang gadis cantik bernama Rumini. Ia merupakan gadis yang periang dan pekerja keras. Dua tahun silam Ayahnya meninggal dunia dan kini ia tinggal berdua bersama Ibunya.
Di kesehariannya, Rumini sering membantu ibunya membajak sawah dan menyiram tanaman di ladang. Lalu hasil dari perkebunanya tersebut mereka jual ke pasar. Tetapi kini kondisi ibu Rumini kian tidak sekuat dahulu kala. Ibu Rumini mengalami kelumpuhan sehingga ia hanya bisa berbaring saja di tempat tidur, bahkan untuk menggerakkan tubuhnya pun sulit.
Pagi ini, mentari perlahan bersinar, mengufuk di timur bersuar. Rumini memulai langkah dengan penuh semangat dan hati yang ikhlas. Biasanya, Rumini berangkat ke ladang bersama ibunya, namun kini ia berangkat ke ladang hanya seorang diri. Tetapi, hal ini tidak membuat Rumini menyerah dengan keadaan, ia akan tetap melanjutkan pekerjaan seperti hari-hari biasanya walaupun hanya seorang diri.
Sebelum berangkat, Rumini mempersiapkan segala keperluan ibunya, seperti menyiapkan makanan. Kemudian ia berpamitan untuk pergi ke ladang.
Tibalah Rumini di ladang, orang-orang sekitar melihat Rumini tampak keheranan karena tidak biasanya Rumini datang sendirian. “Eh Rumini kok tumben datangnya sendiri, mana ibunya ndok?” Tanya orang-orang sekitar. Rumini menjawab “Ibu saya lagi sakit bude, beliau tidak bisa berjalan.” Jawab Rumini. “Oalah gitu toh ndok, semoga cepat sembuh yah ibunya,” ucap orang itu dengan tersenyum. “Terima kasih bude,” jawab Rumini.
Rumini pun menyelesaikan pekerjaannya itu di ladang. Setelah pekerjaannya selesai, ia hendak pergi ke pasar. Namun, di perjalanan menuju pasar, tiba-tiba terdengar suara getaran dari gunung semeru. Warga sekitar berlarian kesana kemari dan sebagian lainnya pulang ke rumahnya untuk memberitahukan keluarganya. Rumini teringat dengan ibunya yang masih ada di rumah.
Rumini pun berlari pulang ke rumah. Dengan nafas yang terengah-engah dan muka yang memerah karena panik ia mengatakan kepada ibunya bahwa gunung semeru akan mengalami erupsi, abu vulkanik dan larva panas akan menyelimuti seluruh penduduk desa ini.
Ibu Rumini yang tak sanggup berjalan itu mengatakan, “pergilah nak, larilah secepat mungkin, selamatkan dirimu nak” ucap Ibu Rumini.Rumini menjawab “Tidak ibu, kita harus pergi bersama.”