Pada saat proses pembuatan selai lembaran, Nada kerap kali mengalami kesulitan. Ia try and error selama satu sampai dua minggu lamanya untuk mendapatkan perbandingan yang bagus untuk hasil yang baik. “Kendala yang dialami adalah menemukan perbandingan tetapnya yang bagus sekitar satu sampai dua minggu lamanya,”bebernya.
Kepala SMK SMAK Makassar, Drs. Bakhtiar Rahmani, M.Si mengatakan, ini adalah sebuah karya inovasi dari siswa-siswi SMAKMA–sebutan SMK SMAK yang patut mendapatkan apresiasi karena dapat menciptakan selai lembaran dari limbah, dimana kulit buah naga yang dikenal hanya sebagai limbah tapi lewat inovasi bisa bermanfaat. “Sekolah negeri yang di bawah naungan kementerian industri, melatih siswa berpikir entrepreneurship dan kreatif juga dapat mengedukasi masyarakat tentang cara pemanfaatan limbah kulit buah naga menjadi produk makanan,” ujarnya.(*)