[Cerpen] Harapan yang Usai

  • Bagikan
keker

Gabriella cukup terkejut dan hanya bisa diam tanpa menanggapi omongannya, karena menurutnya semua hal yang ia ungkapkan pada saat itu hal nyata yang seharusnya diterima dan disadari sejak awal. Mereka berdua pulang bersama dalam keadaan hening dan hari itu tepatnya saat gemercik hujan turun dan semilir angin malam meriuh menjadi saksi pertemanan sosok remaja yang berada di ujung tanduk, perpisahan akibat sebuah perasaan dan semua keegoisan di dalamnya yang melebur begitu saja menghancurkan segalanya.

Keesokan harinya, di sekolah…

Tidak seperti biasanya, tak ada lagi senyuman dan sapaan, tak ada lagi ajakan dan sebuah gombalan receh bahkan sebuah obrolan singkat pun tak ada, semuanya berubah dalam seketika. Ternyata ungkapan kemarin di waktu yang menurut Gabriella indah merupakan hal nyata yang menyakitkan saat ini terjadi. Ternyata dugaan dan harapannya selama ini membuat semuanya hancur begitu saja dalam sekejap. Bukan tentang perasaan yang tak terbalaskan melainkan mengenai harapan yang usai begitu saja tanpa memulai. Tak ada ucapan selamat tinggal rupanya sebab kisah ini tak memiliki awalan yang jelas seperti kisah lainnya yang memiliki judul di setiap bagiannya.

Suatu malam di tahun 2021,

Sosok remaja yang kini merangkai sebuah cerita, “Harapan yang usai, kukira kau orangnya ternyata bukan, rupanya dugaanku yang salah”. Sambil tersenyum dan menikmati susu hangat coklat buatan ibunya sambil melanjutkan bab terakhir dari cerita yang ia tuliskan. “Ternyata memang benar sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, maka dari masa silam perihal harapan yang usai akan kutuntaskan dengan keikhlasan terhadap kenyataan saat ini.” (*)

Humairah AfifahSMK Farmasi Yamasi Makassar@hmrafh_

  • Bagikan