[Cerpen] Cinta Pertama

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Sebagai seorang perempuan tentu saja sosok seorang ayah akan menjadi orang pertama yang ia cintai, berbeda dengan halnya diriku karena satu dan lain hal membuatku tidak bisa menjadikan ayahku sebagai cinta pertamaku.

Saat aku berada di titik terendahku, kamu hadir dan menjadi sinar penunjuk jalan bagiku untuk menemukan jalan keluar dari kelamnya hidup ini, dan justru pergi disaat aku benar-benar membutuhkanmu.

Perkenalkan namaku Anastasia,kerap disapa dengan tata, seorang siswi kelas 2 SMP biasa yang tanpa sengaja bertemu dengan pemuda berusia 5 tahun lebih tua dariku.

Gibran adiyaksa, seorang siswa kelas 3 SMA, pemuda yang ku temui saat kegiatan sosialisasi sekolahnya ke sekolahku. Semua peristiwa masih teringat jelas dalam memoriku, pertemuan yang biasa saja namun siapa sangka menjadi alasan kita menjadi lebih dekat setelahnya. Mungkin semesta sudah merencanakan segalanya dengan sangat matang, sampai kita yang awalnya sangat asing menjadi sangat akrab dalam waktu yang singkat, sampai pada masanya kamu mengatakan hal yang sama sekali tidak kuduga.

Waktu itu tepat jam 7 malam sebuah notifikasi muncul dilayar hp ku, “Ta,ada sesuatu yang ingin ku tanyakan.” Aku yang saat itu sedang tidak melakukan apa-apa segera membalas pesannya, “iya kak tanya aja ada apa?”

“Tata mau gak jadi pacar kakak?” Sebuah notifikasi yang berhasil membuatku diam membeku, aku tidak tau harus membalas apa saat itu, semuanya terjadi begitu cepat. Belum sempat aku membuka pesan darinya, hpku tiba-tiba bordering, kak Gibran menelfon ku! Aku panik dan langsung menerima telfonnya.

“Ta? Kamu gapapa? Chat kaka Cuma di baca sama kamu, kakak gak minta jawabannya sekarang kok, tenang aja ta gausa panik gitu,” lalu dia terkekeh, seperti dia melihatku saat ini dengan wajah kebingungan, apa yang harus ku jawab? Ini pertama kalinya ada seseorang yang menembaku, terlebih lagi orang itu adalah kak Gibran, orang yang selalu membuatku tertawa setiap harinya.

Keesokan hariya semua berjalan normal, semalam setelah mengatakan itu kak Gibran segera mengganti topik karena suasana terasa semakin canggung.

  • Bagikan