[Cerpen] Gon!

  • Bagikan

“Kamu adalah salah satu murid paling berprestasi di sekolah ini. Kalau orang-orang tahu kamu menyakiti teman sendiri karena tidak bisa menahan emosi apa yang akan mereka pikir? Terlebih lagi dengan gelar keluarga kita?”

CRACK!Kedua mata Nola melotot saat mendengar suara patah itu. Gon sedang memegang pergelangan tangan sang Ayah yang hampir menamparnya. Kedua orangtuanya memasang ekspresi yang tak bisa dibaca. Harus diakui, itu agak keren. Tapi semua ini masih tidak masuk akal. Gon selalu ingin menjauh dari kekerasan jika ada alternatif lain dalam sebuah masalah. Kenapa kali ini berbeda? Kenapa dia tidak tahu mengenai hal ini?

“Kenapa kamu tega melakukan ini?!” Terdengar suara teriakan ibunya.“Saya tega? Saya hanya tidak ingin berada di kelas Surpre. Saya tidak pernah memutuskan apapun seumur hidup dan kalian mengatakan kalau saya yang tega? “”Saya hanya perlu waktu untuk melakukan hal yang saya inginkan sebelum menjadi hunter. Saya ingin bersenang-senang seperti teman saya yang lain! Apa itu sangat susah untuk dikabulkan?!”Suasana terlihat semakin menegang. Kepala sekolah pun sampai keluar dari ruangannya sendiri. Bahkan Nola yang tidak berada di dalam menahan napas. “Kau tahu apa yang sedang kau lakukan? Ini akan berdampak apa terhadap keluarga kita?!”“Gon tahu dan siap bertanggung jawab atas semua itu,” jawab Gon penuh percaya diri.Untuk apa takut? Gon sudah mengikuti keinginan orang tuanya selama ini. Sampai kapan lagi? Tidak. Tidak lagi. Gon tidak akan diam lagi dan mengikuti kemauan orang tuanya. Meskipun ia menyayangi keluarganya sepenuh hati, pemuda itu ingin membuat keputusan atas hidupnya sendiri.

Sang Ayah menghela napas saat melihat api membara dalam kedua mata putranya. Beliau pun bertanya sejak kapan Gon menginginkan hal ini. Putranya itu menjawab ‘Sejak memasuki hunter academy.’ Jika sudah seperti ini, tidak ada yang bisa menghentikannya.Beliau membisikkan sesuatu kepada sang istri. Terlihat ragu tetapi mereka mengizinkan Gon melakukan apapun. Putra mereka sudah mulai dewasa. Mereka tak punya hak untuk menghentikannya. Beberapa menit kemudian mereka keluar dari ruangan tersebut. Nola mengambil kesempatan ini untuk masuk berbicara dengan Gon.“Gon tunggu!”Kata Gon dia tidak memberitahunya akan semua ini karena ia yakin gadis itu tidak akan setuju. Tidak salah. Ia sendiri tahu kalau Gon belum ingin menjadi pemburu. Tapi melibatkan teman mereka hingga terluka itu sudah kelewatan. Pemuda itu mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja dan teman mereka tidak terluka parah.

Awalnya mereka ingin mengakhiri percakapan di situ hingga Gon berkata,“Oh, satu lagi. Aku ingin tinggal kelas bukan hanya karena belum ingin menjadi hunter,” ia tersenyum melihat ekspresi kebingungan Nola.“Tapi karena aku juga masih ingin berada dekat denganmu, Nola.”

Venus Renata ZaluchuSMA ISLAM ATHIRAH BUKIT BARUGA

  • Bagikan