Ia sangat bersyukur karena keluarganya sangat support dan open minded tentang pendidikan seks, dengan menfilter aktivitasnya dan juga memberikan akses ke orang terpercaya untuk bertanya tentang seks.
Dosen Prodi Psikologi FK Unhas bagian Psikolog Pendidikan dan Keluarga, Yassir Arafat Usman, M.Psi., Psikolog mengatakan usia remaja adalah masa-masa kritis untuk mencari jati diri dan pengakuan, umumnya remaja dapatkan pemahaman, pemikiran, dan perilaku di pengaruh oleh sosialnya. Olehnya itu remaja belum mampu untuk mengkontrol dirinya sendiri dari seks bebas, makanya butuh support keluarga sebagai pondasi utama.
Ia menyebut bahwa saat tidak dianggap di circle-nya, remaja akan mudah menerima pandangan yang setuju akan seks bebas untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungannya. Apalagi jika remaja tidak ada pengakuan dan pengawasan dari keluarga. Ia juga menambahkan baiknya keluarga dan sekolah harus berkolaborasi tentang pentingnya pendidikan seks. Keluarga sebagai filter pertama, dan sekolah tak kalah penting dalam memberikan pendidikan seks tentang fungsi dari tubuh sebelum remaja memasuki masa puberitas, dan tahu bagaimana yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh.(*)
Penulis : Sarmila