Satu bulan kemudian…
Ternyata benar semua yang ia rasakan waktu itu karena penyakitnya yang semakin parah. Penyakit yang ia derita sedari ia lahir. Penyakit yang bisa disembuhkan jika, ada orang yang berbaik hati memberikan organ tubuh berharganya. Gagal ginjal penyakit yang di deritanya. Setelah melakukan pemeriksaan, yang harus ia lakukan agar bisa bertahan hidup adalah melakukan cuci darah setiap dua kali sebulan atau melakukan pencangkokan jantung jika ia mendapatkan pendonor. Semua itu memerlukan biaya yang sangat banyak dan ia tak ingin merepotkan ibunya.
Jadi, ia hanya membiarkannya saja, jika sudah waktunya untuk pergi, maka ia berharap ibunya mendapatkan kebahagiaannya. Satu lagi yang membuatnya sedih kemarin, Befan mengalami kecelakaan. Ia mendengarnya dari murid yang sedang membicarakan hal itu pagi ini. Ia dengar luka yang dialami Befan parah. Ia akan menjenguknya nanti jika badannya bisa diajak berkompromi. Tiba tiba ia merasa sangat sakit di bagian perutnya dan sakitnya semakin menjadi. Tak lama hanya kegelapan yang ia dapatkan.
Lima jam kemudian…
“ Sayang kamu nggak papakan? Kamu harus kuat. Kamu nggak boleh nyerah. Mama nggak mau kehilangan kamu. Mama mohon bertahanlah.” Rahel yang mendegar itu menitikkan air matanya.
“ Mama jangan nangis, Rahel nggak suka. Mama harus janji kalau aku nggak ada, mama tetap harus kuat. Mama nggak boleh nangis terus apa lagi nyalahin diri sendiri. Janji?” Sinta, mama Rahel yang mendengar itu tak kuasa menahan air matanya. Ia tetap menganggukkan kepalanya.
“Rahel mau mama ngabulin satu permintaan aku lagi.” Sinta hanya menganggukkan kepalanya. Rahel tahu waktunya telah habis. Tapi, sebelum itu ia ingin berbuat kebaikan di akhir hidupnya. Rahel harap semua orang yang ia sayangi akan bahagia walau tanpanya.
Satu minggu kemudian…
“ Kenapa kamu pergi? Kenapa kamu niggalin aku seperti ini?”
Flashback
Setelah lebih dari dua minggu tak dapat melihat dunia karena kecelakaan, akhirnya tuhan mengirimkan seseorang yang berbaik hati memberikan penglihatannya. Sungguh ia ingin mengucapkan terima kasih secara lansung kepada orang baik hati itu. Tapi, saat ia bertanya papanya malah menampilkan raut wajah sedih. Befan yah, ia telah bisa melihat. Ia terus mendesak papanya agar membawanya menemui orang tersebut. Akhirnya, papanya mau menurutinya setelah ia membujuk dengan susah payah.
“ Papa cuma harap kamu menerima semuanya dengan ikhlas nanti. Dia juga bilang berpesan kamu nggak boleh sedih setelah mengetahuinya.”
Ia hanya menyetujuinya saja. Sungguh ia tak mengerti apa yang dimaksud papanya mengiklaskan. Kebingungannya semakin bertambah saat ia dibawa kesalah satu tempat pemakaman. Tapi, semuanya terjawab saat ia sampai di gundukan tanah yang bertuliskan nama orang yang sangat ia cintai, Rahel Amanda.
Flashback off
“ Aku nggak nyangka kamu akan pergi ninggalin aku secepat ini Ra. Aku nggak tahu bagaimana caranya aku balas kebaikan kamu. Kamu gadis yang baik, dan kamu gadis yang luar biasa. Aku nggak akan ngelupain kamu. Aku akan jaga baik-baik mata ini dan juga ibu mu. Aku akan membahagiakan beliau untuk memenuhi impianmu. Tenang di sana Ra. I Love You.”
Setelah itu air mata Befan turun denga derasnya.Setelah mendengar penjelasan papanya dunianya seakan runtuh. Gadis yang sangat ia cintai telah pergi darinya untuk selamanya. Befan hanya dapat mengikhlaskan kepergian Rahel seperti yang ia inginkan, walaupun sangat sulit. (*)
BIODATAWahyuni Eka Sari HamzahSMA NEGRI 7 PINRANGEmail: [email protected]