KEKER.FAJAR.CO.ID – Kehidupan adalah panggung drama yang nyata. Seperti kata Sholom Aleichem “Hidup adalah mimpi bagi mereka yang bijaksana, permainan bagi mereka yang bodoh, komedi bagi mereka yang kaya, dan tragedi bagi mereka yang miskin.”
“ Anak pelacur nggak pantes sekolah di sini.”“ Iss dasar nggak tau malu. Upss, gue lupa kalau dia nggak punya malu.”
Cacian dan hinaan itu ia dengar sepanjang koridor sekolahnya. Sudah biasa baginya. Pagi yang cerah tapi, tak secerah harinya. Sampai di kelasnya pun ia masih mendengar kata-kata yang menghina ibu serta dirinya. Rahel Amanda remaja 16 tahun yang mempunyai ibu seorang mantan pelacur. Ia sendiri hasil dari hubungan terlarang itu. Tapi, ibunya telah berhenti dari pekerjaan haram itu semenjak dirinya hadir.
Ia tak malu karena semua manusia tak luput dari kesalahan. Rahel sendiri hanya diam saat semua orang mencacinya. Sabar, kata itu yang selalu ia tanamkan, tak ada gunanya juga menjelaskan jika, mereka tak percaya. Semua orang menjauhinya, semua orang menggapnya anak haram dan pelacur. Hidup yang ia jalani berbeda dari remaja lainnya. Ibunya sekarang hanya bekerja sebagai tukang cuci pakaian untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Ia bertekad untuk menjadi orang yang sukses dan membahagiakan ibunya.
Rahel punya seorang yang sangat berharga dalam hidupnya setelah ibunya yaitu, Befan Stephanson pacarnya. Semua orang tak meyukainya tapi, lelaki itu bahkan mau menjadikannya seorang pacar. Awalnya ia berpikir bahwa ia hanya dipermainkan. Tapi, semua itu ia tepis setelah melihat Befan yang selalu ada di sisinya meski banyak orang yang tak menyukainya. Bahkan banyak yang tak menyukai hubungan mereka. Befan itu ibarat langit dan Rahel adalah bumi. Seperti saat ini saat mereka berjalan bersisian.
“ Ehh liat deh Befan makin gans aja deh.”“ Nggak tau diri banget sih. Udah tau dia sama Befan itu nggak cocok, masih aja kegatelan.”
“ Udah kamu nggak usah dengerin mereka. Yang jalanin kita mereka nggak tau apa-apa. Okey.” Ucapan Befan memang selalu membuatnya tenang. Tapi ia juga kadang berfikir ia tak pantas disandingkan dengan Befan yang perfect. Tapi, ia mengenyahkan pikiran itu melihat bagaimana Befan selalu ada untuknya.
“ Iya. Aku ke toilet dulu yah, kamu duluan ajah ke kantin.” Yang diangguki oleh Befan. Setelah itu Rahel segera menuju toilet. Saat ingin keluar dari toilet ia di hampiri oleh beberapa siswi. Tapi, ia pikir mungkin mereka hanya ingin buang air kecil atau sebagainya. Saat Rahel ingin membuka pintu toilet, ia berpapasan dengan Shofia“ He mau kemana lo?” Tanya salah satunya yang bernama Shofia.“ Aku mau keluar.”
“ Nggak segampang itu bitch..” Seketika mereka semua mulai mendekati Rahel. Dua orang memegang tangannya, kemudian yang lainnya menyiramnya dengan air bahkan menampar dan menarik rambutnya dengan kuat.
“ Ini hukuman buat lo yang udah keganjenan sama Befan. Lo itu nggak cocok sama dia. Jadi, kalau lo mau hidup dengan tenang jauhin Befan. Paham!” Setelah mengatakan itu mereka meninggalkan Rahel yang tak berdaya, hingga ia tak sadarkan diri.
Saat membuka matanya Rahel merasa sangat pusing dan ia merasa tak asing dengan tempatnya sekarang. Setelah melihat sekelilingnya ia baru sadar kalau ia berada di kamarnya.
“ Kamu udah bangun? Gimana keadaan kamu? Apanya yang sakit? Kok bisa gini? Siapa yang lakuin ini?” pertanyaan beruntun itu keluar dari mulut ibunya.“ Ibu aku nggak papa. Ibu jangan panik. Apa Befan tau tentang ini?”“ Ibu tak tahu karena tadi ibu ditelpon pihak sekolah perihal kondisi mu.”“ Oh syukurlah. Ibu jagan beritahu Befan soal ini, aku nggak mau dia khawatir.” Ibunya hanya mengangukkan kepalanya.“ Ya udah kamu makan, ibu mau kekamar dulu.” Setelah merasa ibunya telah keluar, Rahel kembali menutup matanya.
Sudah seminggu sejak kejadian di mana ia di bully habis-habisan. Jangan lupakan Befan yang begitu marah setelah mengetahui keadaannya, bahkan Shofia and the geng mendapatkan amukan olehnya. Setelah kejadian itu ia semakin menjaga Rahel. Rahel merasa bahagia mendapat perhatian yang begitu besar dari Befan.
Setelah kejadian itu juga Rahel sering merasa semakin cepat lelah dan berat badannya juga turun. Memang ia sering merasa lelah tapi, tidak seperti akhir-akhir ini apa mungkin karena penyakitnya? Apa penyakitnya sudah memasuki tahap yang… ah sudahlah mungkin hanya perasaannya saja.
Lebih baik sekarang ia memikirkan hubungannya dengan Befan. Kembali ia ingat bagaimana papa Befan tak setuju dengan hubungan mereka. Mereka telah bertemu kemarin setelah pulang sekolah Befan begitu ingin mengenalkannya dengan papanya tapi, setelah bertemu hubungan keduanya malah ditentang.
“ Saya tidak akan pernah menyetujui hungang kalian! Masih banyak wanita yang lebih baik dari dia Befan, tentunya dari keluarga baik-baik tidak seperti dia yang anak dari seorang pelacur.”
Masih terekam jelas bagaimana papa atau tuan Stefano yang sangat menentang hubugannya dan menghinanya. Ia akui memang tak sepantasnya ia bersanding dengan Befan tapi, apa salahnya berjuang. Tapi, jika memang mengakhiri semuanya adalah yang terbaik, maka akan ia lakukan. Ia tak ingin Befan dan Stefano bertengkar karenanya.
“ Sebaiknya kita akhiri hubungan ini. Aku minta maaf sebelumnya dan terima kasih untuk semuanya. Aku harap kamu mengerti.” Ucapan Rahel membuat Befan tak percaya.Tapi, setelah ia pikir ada baiknya ia dan Rahel tak melanjutkan hubungan ini, karena ia menyerah. Tapi, ia masih mengingat papanya yang akan membuat Rahel menderita jika masih menjalin hubungan dengannya. Befan hanya mengangukkan kepalanya tanda ia setuju. Setelahnya Berfan segera beranjak dari taman tempat mereka janjian.
“ Makasih Befan kamu selalu ada untukku, makasih kamu masih mau menerima ku saat semua orang menajuhiku. Aku yakin kamu akan menemukan orang yang jauh lebih baik dariku dan lebih Sempurna.” Batin Rahel yang melihat kepergian Befan.