“Jadi di dalam tangki itu ada pemanasan,” jelasnya.
Menurutnya, proses ini bisa memakan waktu lama yaitu dua hari karena proses pengurangan airnya. “Hal itu yang lama kami tunggu. Karena harus sampai memang betul-betul tidak ada air yang keluar pada saat proses pengeluaran air itu,” ucapnya.
Setelah proses dua hari, rumput laut cottoni yang masih segar pun telah berubah menjadi tepung karagenan. “Dari tepung karagenan inilah, lalu kembali diolah menjadi body lotion, sabun, pengharum ruangan dan pengharum mobil,” katanya. Keren banget, ya.
Ia juga mengharapkan siswa-siswanya bisa lebih berkembang dan memberi banyak inovasi baru untuk masyarakat di luar sana.
“Bangga tentunya melihat siswa kami bisa berpartisipasi dalam pengolahan yang tidak bisa dikata mudah juga. Kami berharap dari sini mereka bisa lebih berkembang dan memiliki banyak inovasi nantinya,” tutupnya. So, tunggu apa lagi, gaes. Ayo berprestasi, SoKer! (*)