Cerpen Game Over, Keyra Terjebak dalam Permainan Mematikan

  • Bagikan

“Ya sudah kalau tidak percaya aku tidak peduli pendapatmu yang penting kontrak kita berjalan dan kau mau menurutiku cepat. Sana ganti bajumu baru kita jalankan permainannya.”

Aku pun langsung pergi keruang ganti dan memakai baju yang telah disipakan.Agak aneh saat aku memakai bajunya aku merasa seperti mafia yang di film-film itu karena semua baju dan celananya berwarna hitam dan begitupun aku harus memakai benda yang seperti tali pinggang kecil atau seperti pengaman yang meliliti tubuhku. Untuk apa sebenarnya ini?Aku tidak mengerti? Kenapa pakaiannya aneh?

Aku melihatnya memakai pakaian yang sama denganku. Menurutku dia lumayan keren dengan pakaian seperti itu.

WE START THE GAME

Dia pun berjalan menuju parkiran mobil dan aku pun mengikutinya dari belakang tak kusangka dia memiliki begitu banyak koleksi mobil. Aku bertanya-tanya siapa dia sebernanya? Kenapa dia tiba-tiba datang dan memintaku jadi asistennya?dan juga dia bilang dia pemiliki perusahan game?dan dia bilang padaku bahwa game yang dia buat bisa dibawa kedunia nyata?

Aku terdiam dengan banyak sekali pertanyaan yang ada di kepalaku. Tiba-tiba ada suara yang meneriakiku.

“OIII…KAU TIDAK MAU NAIK. JANGAN HANYA TERDIAM DI SITU KAU MAU AKU MENABRAKMU?””IYAA,IYAA…”

Aku pun yang langsung sadar dari lamunanku dan segera menaiki mobilnya. Aku pun langsung melihat kebelakang dan kaget banyak sekali senjata di belakang mulai yang paling kecil ke yang paling besar dan senjatanya sangat lengkap. “Mau diapakan semua ini? Kau ingin apa?”

“Kita akan bermain gamenya dan kau ambilah senjata yang ingin kau pakai yang kau rasa bisa melindungimu. Oh yaa apa kau bisa bela diri?”

“Kalau soal bela diri aku lumayan bisa aku pernah mengikuti lomba bela diri dan bekali-kali menang.”

“Baguslah aku tidak perlu terlalu melindungimu.”

Kita pun sampai ditempat yang sangat luas dan di kelilingi oleh orang-orang yang tidak kukenal mungkin memang orangnya tidak sebanyak yang kupikirkan tapi tidak papa.

“Oke kau tau bukan tujuan kita di sini adalah bermain game yang aku telah ciptakan dan dibawa kedunia nyata. Kau tau semua orang yang ada disini adalah musuh kecuali diriku kau mengerti? Dan juga permainan ini terdiri dari dua orang yang memakai seragam yang sama, sesama kelompok kita harus saling membantu dan sama sama bertahan hidup dengan itu kita bisa menang dan juga jika salah satu temanmu mati maka kau sendiri yang harus memenangkan game itu. Maka itu,di sini kita saling membunuh tidak ada belas kasihan jika kau ingin selamat maka bunuh musuhmu. Di permainan ini bukan hanya memakai tenaga saja melainkan juga memakai skill,kekompakan,dan kecerdasan sampai sini kau mengerti?”

“E-EH!! Okee aku mengerti soal peraturannya tetapi mengapa kau menciptakan game seperti ini kau tau ini bisa memakan korban jiwa dan aku tidak perna membunuh orang sebelumnya bagaiaman bisa kau menyuruhku untuk membunuh orang dan bertahan di game bodohmu ini?”

“A-aku menciptakan game ini karena game yang aku ciptakan sebelumnya kalah famous dari game yang temanku ciptakan jadi aku pun menciptakan game berbahaya ini,” jawabnya ragu.

Tiba-tiba ada suara yang yang entah dari mana asalnya “LET’S BEGIN!! “

Tiba-tiba semua orang berlari dan bersembunyi dan Evan pun langsung manarikku untuk bersembunyi.

Dan tiba-tiba tanpa ragu dia pun langsung menembak salah satu pemain tersebut aku pun kaget dn mengintip dari sela yang bisa kulihat.

“Sekarang kau.. kau harus mencobanya berjuanglah dan aku mohon jangan sampai mati atau terkena peluru maupun shuriken. Aku hanya mengangguk sambil memperhatika sekelilingku dan aku melihat ada seseorang yang di sana tanpa ragu pun aku menembak orang itu dan aku mengenainya. “Kau melakukannya dengan baik,” katanya sambil tersenyum.

Aku pun membalas senyumannya. Saat itu aku melihat ada dua orang yang menampakkan diri di situ aku dan Evan langsung menambaknya, tetapi tidak mengenainya dan kita pun berpindah tempat yang lebih dekat untuk melempar shuriken saat aku melempar shuriken aku pun mengenaiknya dan begitu pun dengan Evan, tetapi tiba-tiba ada banyak senjata yang muncul dari di sekeliling kita bahkan dari atap pun ada dan menembak semua orang ada disitu tetapi aku dan Evan berhasil bersembunyi dari tembakan yang bertubi-tubi itu.

“Keyra kita harus pergi dari sini keadaan memburuk saat ini.” Dia pun menarikku dan tiba-tiba ada peluru yang menuju ke arahku. Dia mendorongku dan aku terjatuh saat itu aku kaget melihatnya terkena peluru itu. “Evan apa kau tidak apa-apa.” Tanyaku khawatir.

“Keyra aku ingin kau lari sekarang kau bebas dari kontrakmu selamatkan dirimu.”

Ada banyak darah di dadanya dan mulutnya pun mengeluarkan darah karena banya peluru yang mengenaiknya bukan hanya satu, mungkin ada tiga peluru yang mengenainya. Tidak, aku ingin kau juga selamat, bertahanlah aku akan membawamu sekarang .

Aku membopongnya dan bersembunyi dari senjata yang menyerang tersebut. “Keyra aku tidak bisa berdiri lagi kau pergilah… aku mohon padamu. Kau tidak tau siapa yang kau hadapi dia adalah ayahku yang sudah lama meninggalkanku. Dia ingin balas dendam.”

“TIDAK. Berhentilah berkata begitu, kau kira aku ingin meninggalkanmu di sini sendiri itu tidak mungkin .

Aku dan Evan harus segera pergi dari sini aku membopongnya menuju pintu keluar mobil dan pergi. Aku yang mengendarai mobilnya bergegas menuju rumah sakit.

Tiba-tiba aku pun terbangun dan melihat kesekelilingku dan aku hanya melihat satu orang yang berada di sampingku yaitu Zara sahabatku.

“Aku dimana?”

“Apa kau tidak papa? Aku menemukan mu pingsan di jalan.”

“HAA!! Benarkan? Apa ini mimpi? Jadi kejadian itu? Dan Evan??” (*)

Maqfira putri dywarmanSMA Islam Athirah Bukit BarugaIG: firaputrid

  • Bagikan