“Panda bukan?” jawabnya spontan
Diriku terdiam, jawaban yang ia lontarkan benar. Aku berpikir mungkin itu hanya suatu kebetulan. Tapi berkali-kali aku memberikannya pertanyaan, jawabannya selalu benar. Aku berusaha untuk percaya walau sulit memercayai seseorang yang tiba-tiba muncul begitu saja.
“Baiklah aku percaya padamu, tapi mengapa kamu kembali ke masa ini, dan bagaimana mungkin aku hidup selama itu?” tanyaku setelah berusaha memercayainya.
“Jadi dimasa depan akan ada suatu inovasi, yaitu sebuah ramuan yang mampu memperpanjang hidup hingga ribuan tahun. Itulah alasan mengapa kita tetap hidup hingga tahun 3079. Namun inovasi perpanjangan hidup tersebut berjalan tidak lancar, dikarenakan komposisi sumber daya ramuan tersebut yang terbatas, maka orang- orang di seluruh dunia saling berebut hingga saling membunuh demi mendapatkan ramuan itu” ucapnya
“Lalu apa hubungannya denganku?” tanyaku kebingungan
“Kita harus menghentikan inovasi pembuatan ramuan itu” ucapnya memicu berbagai pertanyaanku.
Tentu saja diriku bertanya tanya, mengapa harus aku yang menghentikannya? Apa hubunganku dengan pencipta ramuan itu? Begitu banyak pertanyaan yang muncul di benakku. Namun jika memang aku yang terpilih untuk menghentikan bencana di masa depan, maka aku akan berjuang. Aku akan menjadi pahlawan bagi orang-orang yang dilindas keegoisan di masa depan hingga sanggup membunuh. “Baiklah, aku akan membantu untuk menghentikan inovasi pembuatan ramuan perpanjangan hidup itu, tapi bagaimana?” tanyaku kepada Azriel masa depan.
“Terima kasih Azriel, tapi maafkan aku, cara tuk menghentikannya sedikit menyakitkan” ucap Azriel masa depan.
“Tidak apa apa, demi orang orang di masa depan aku akan beru-…a…apa yang k. kau lakukan Azriel?” ucapku sesaat sebelum sebuah jarum menancap di dadaku.
“Maafkan a..aku, tapi yang membuat ramuan itu adalah kau Azriel, itu kau, keserakahan akan hidup abadi membuatmu memeras isi otakmu untuk membuat ramuan itu, kamulah penyebab orang-orang di masa depan saling membunuh, maafkan aku Azriel kecil, m..maaf, aku rasa dengan suntik yang berisi cairan penghilang ingatan masa depan ini akan membersihkan dirimu dari keserakahan hidup abadi” ucap Azriel masa depan sembari meneteskan air mata.
“T..tapi bukankah i..itu berarti.. kau akan menghilang? Karena kau adalah diriku 1000 tahun ke depan yang kini mustahil terjadi…” ucapku yang mulai kehilangan kesadaran
“Ya Azriel…, aku t..tahu itu, tapi tidak apa apa. Aku rela, lagipun kita sudah berjanji akan berjuang,” ucap Azriel masa depan sembari tersenyum dengan air mata yang semakin deras.
“Terima kasih Azriel, Terima kasih sudah rela berkorban,” ucapku yang disusul hilangnya kesadaranku.
Itu adalah saat saat tersedih dalam hidupku. Tapi jika ingatan ku dihapus, mengapa aku dapat menceritakan kisah ini? (*)