KEKER.FAJAR.CO.ID – Shasa saat ini sedang duduk di café dekat rumahnya sambil membaca novel yang baru saja ia beli kemarin, judulnya “love in silence”. Dari judul bukunya saja sudah sangat relate dengan kisah percintaanya, pasalnya saat ini dia sedang menyukai seseorang dalam diam. Sebelum membaca buku itu, ia terlebih dahulu memesan matchalatte kesukaanya.
Sambil menunggu minumannya jadi, Shasa mulai membaca buku itu. Shasa terkagum-kagum membacanya. Bagaimana bisa penulis menempatkan dirinya sama persis dengan yang dialami pembaca. Shasa tiba-tiba teringat oleh laki-laki yang ia sukai di sekolah, memikirkannya saja membuat Shasa senyum-senyum sendiri.
Dia adalah laki-laki yang mengerti agama, pintar, memiliki paras yang rupawan, lembut, dan sederhana. Ia cukup terkenal di sekolah karena prestasi yang ia raih serta sikapnya yang begitu sopan dan parasnya yang begitu rupawan-memukau semua wanita yang ada di sekolah. Begitu banyak wanita yang berkhayal menjadi kekasihnya, tak jarang juga banyak wanita yang mengungkapkan perasaan kepadanya, namun ia selalu menolak karena ia tahu pacaran dilarang dalam Islam.
Seorang pelayan lemudian datang membawa matchalatte, membuyarkan khayalan Shasa tentang laki-laki itu. “Makasih mbak” ucap Shasa diiringi dengan senyum di bibirnya.
Shasa lantas melanjutkan bacaannya. Selama ia membaca buku itu ia seperti sedang melihat kisah cintanya sendiri. Shasa melahap habis buku itu. Di halaman buku itu terdapat sebuah kalimat “I know I will never have you, so I choose to love you in silence.” Kalimat barusan sangat menggambarkan perasaan Shasa saat ini.
Shasa tidak tahu dari mana semua ini dimulai. Shasa tidak pernah berbicara atau berkomunikasi dengannya. Mereka hanya pernah eye contact sekali dan itu adalah pertama kalinya Shasa melihatnya. Dan setelah itu mereka hanyalah orang asing yang tidak merasakan satu sama lain.