Tak hanya itu, doski mengakui punya beberapa kendala saat proses pembuatan robot. “Perakitan robot butuh banyak material, waktu, dan skill, serta biaya yang besar untuk meminimalisasi terjadinya malfungsi atau kesalahan saat robot aktif digunakan atau kesalahan manusia (human error) yang dapat mengakibatkan rusaknya bagian robot,” katanya.
Pastinya doski juga punya harapan. “Mengembangkan berbagai variasi robot yang multifungsional untuk pengembangan kemajuan teknologi dalam segala bidang, khususnya otomatisasi menggunakan Artificial Intelligence (AI), industrialisasi serta enviromentally friendly untuk meningkatkan kualitas kehidupan didunia,” harapnya.
Dedi Rimantho selaku guru pembimbing mengaku sangat mengapresiasikan kegiatan tersebut dan berharap siswa tidak cepat puas dengan diri dan terus belajar mengejar teknologi. Ia pun berharap agar kedepan semua siswa bisa mengikuti kompetisi selanjutnya.
“Saya berharap anak-anak bisa mengikuti kompetisi lainnya di negara yang berbeda,” tutupnya. (*)
REPORTER ULFIAH AINUR ZAHRAEDITOR AMRULLAH B GANI