Menurut Muh. Irfan Rusli dari SMKN 4 Makassar hidup itu pilihan, menjadi anak broken home jangan membuat diri hidup di jalan tidak benar seperti merusak masa depan. “Jika gagal dalam hal keluarga maka jangan gagal di hal lain, masa depan masih menunggu di depan,” pesan Irfan.
Psikolog Bermakna Psychological Centre, Ananda Zhafira, M.Psi., Psikolog mengatakan kita perlu melihat kembali bahwa tidak ada yang bisa memilih siapa orangtuanya, di mana dan oleh siapa ia dilahirkan sehingga anak yang lahir dan dibesarkan di keluarga yang tidak lengkap atau tidak harmonis bukan situasi yang diinginkan oleh anak.
“Memberikan dukungan kepada anak yang memiliki latar belakang keluarga yang tidak harmonis menjadi sangat penting agar anak dapat tumbuh menjadi individu yang resilien dan mampu mengatasi luka yang ia alami,” jelas Nanda.
Wanita yang hobi yoga ini juga menyarankan kepada anak broken home untuk membantu diri sendiri atau self-help. “Kenali sumber daya yang dimiliki untuk bisa mengoptimalkan potensi diri sehingga bisa bangkit dari pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan,” tutup Nanda. (*)