“Kami dapat mengetahui cara pembuatan produk. Biasanya kita hanya membeli minyak telon yang ada dipasaran. Tapi kita tidak tahu cara pembuatannya. Dengan praktikum TeFa ini, kita bisa tahu bagaimana produk tersebut dibuat dan diproses,” tutur siswa kelas 11 ini.
Penanggung jawab laboratorium, Rusman mengemukakan bahwa praktikum TeFa dilakukan untuk mengembangkan berbagai jenis produk.
“Praktikum pembuatan produk tidak hanya membuat minyak telon. Kami juga mengembangkan produk pembersih. Misalnya sabun cuci piring, handsoap, antiperspirant atau deodorant spray, dan lainnya,” ungkap pria kelahiran Soppeng ini.
Beliau juga mengungkapkan bahwa produk yang dikembangkan oleh siswa dan siswinya sudah bisa diedarkan. Namun, pengedarannya terbatas pada ruang lingkup mereka sendiri.
“Menurut pihak yang berwenang mengenai hal ini, produk buatan siswa sudah bisa diedarkan. Tapi hanya di kalangan sendiri. Misalnya di sekitar sekolah atau siswa dengan keluarganya. Untuk pengedaran di supermarket atau minimarket, kami belum bisa,” bebernya.
Nova Zafira, Mahasiswa Psikologi, Universitas Negeri Makassar. Saat ini dalam program Magang Jurnalistik di FAJAR.