Begini Kata Ahli Tentang Girls Code, Lain di Mulut Lain di Hati

  • Bagikan
AHMAD RAMADHAN/FAJAR

KEKER.FAJAR.CO.ID – Pernah gak sih Sobat KeKeR menginginkan sesuatu namun tidak bisa mengungkapkannya? Atau, karena malu untuk mengungkapkannya, jadilah sibuk memberi kode atau isyarat.

Girls code, biasa terjadi jika perempuan tidak ingin secara gamblang memberitahukan sesuatu jadi dia hanya memberikan isyarat-isyarat dan berharap pasangannya akan paham apa yang dia maksud.

Sayangnya, girls code itu jarang diketahui oleh si cowok. Sehingga membuat cewek kesal dengan ketidakpekaannya.

Hal ini sering terjadi pada pasangan yang baru saja menjalin hubungan 1-2 bulan. Biasanya terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan isyarat yang diberikan satu sama lain.

Tak terkecuali siswa SMK Darussaalam, Syifa Nur Azizah yang mengaku sering memberikan isyarat kepada pasangannya lewat berbagai cara.

“Saya pernah memberikan kode kepada pacarku seperti mengode lewat FYP internet. Semacam kita ingin diperlakukan lebih clingy, atau sekadar mengode lewat berbicara contohnya ‘tadi aku lihat SG-nya Cika pergi ke Akkarena, bagus banget pemandangan di sana ya,” cuap Syifa.

Siswi SMAN 1 Toraja, Felysievi Kalbu mengatakan, ia sering kesal karena PDKT-annya tidak mengerti isyarat yang dia maksud dan sering memunculkan pertengkaran di antara mereka.

“Pas lagi suka sama cowok terus effort, saya inisiatif buat kasih kode begitu tapi si cowok tidak mengerti sama sekali. Terus malah bikin jengkel ujung-ujungnya karena harus kita cewek yang kasih tahu baru dia peka,” jelas Felysievi.

Psikolog Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), Rumah Sekolah Cendekia, dan Associate Lembaga Layanan Psikolog Psikomorfosa, Nurfaidah Ardis, MPsi, Psikolog, mengatakan, bahwa perempuan cenderung lebih ekspresif saat berada dalam situasi menekan. Mereka akan cenderung mengekspresikan rasa frustasinya secara verbal atau nonverbal, seperti mengeluh dan berbicara.

“Sebenarnya perempuan itu senang melakukan hal-hal kecil yang tidak bermakna, namun mengharapkan validasi. Makanya mereka suka memberikan kode pada hal-hal yang telah mereka kerjakan. Sebenarnya bukan tujuan utamanya dipuji, namun diberi validasi dan dihargai apa yang telah dilakukan,” ungkap Nurfaidah.

Pada buku “Men Are From Mars, Women Are From Venus” dijelaskan, jika perempuan memiliki ekspektasi untuk dipahami tanpa perlu menjelaskan lebih banyak. Sekalipun perempuan banyak bicara dan cenderung lebih ekspresif, tapi jika terkait dengan “dihargai” atau divalidasi, mereka mengharapkan kepekaan tanpa mereka perlu menjelaskan panjang lebar keinginan atau usaha mereka.

Ada beberapa cara untuk mengendalikan emosi saat berada dalam situasi tidak menyenangkan.
Seperti harus menahan diri atau bersabar terlebih dahulu, upayakan untuk memahami situasi secara keseluruhan sebelum memberikan respons.

Pikirkan beberapa opsi untuk merespons situasi, upayakan untuk memilih opsi dengan minim konsekuensi. Terkadang kita akan cenderung responsif pada situasi yang kurang menyenangkan, entah dari ekspresi wajah, ataupun penyampaian secara verbal.

“Namun kita juga memiliki pilihan untuk menahan diri beberapa waktu, agar tidak mengedepankan emosi. Upayakan untuk bicara saat telah mampu menguasai emosi sendiri, agar tidak menyesal dengan respons yang telah diberikan. Intinya berpikir sebelum bertindak dahulu ya,” saran dia. (*)

REPORTER AURA AWALIANI PUTERI

EDITOR YUKEMI KOTO

  • Bagikan

Exit mobile version