KEKER.FAJAR.CO.ID – Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) UKM Start-Up Unhas sukses mengadakan pelatihan pembuatan produk yang berasal dari limbah tongkol jagung, Sabtu, 3 Agustus.
Kegiatan ini dilaksana di samping Kantor Desa Tonasa, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, berlangsung dari pukul 10.40-13.20 WITA.
Kegiatan ini menghadirkan mitra, yaitu ibu-ibu PKK dan karang taruna dari Desa Tonasa, serta masyarakat setempat. Selain itu, bapak Agussalim, S.Hut., M.Si., dari Direktorat Kemahasiswaan Unhas, dan ibu Sahriyanti Saad, S.Hut.,M.Si.,Ph.D., selaku Dosen Pendamping tim PPK Ormawa UKM Start-Up Unhas, juga turut menyukseskan dan meramaikan acara tersebut.
Acara dimulai dengan sepatah kata dari Direktorat Kemahasiswaan Unhas, Bapak Agussalim, S.Hut., M.Si. Beliau menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). “Program ini bertujuan untuk membantu Desa Tonasa meningkatkan potensi yang dimiliki, yaitu diversifikasi produk dari limbah tongkol jagung. Selain itu, kegiatan ini tidak hanya sampai Oktober atau November, tetapi akan berkelanjutan,” ujarnya.
Dosen pendamping PPK Ormawa UKM Start-Up Unhas, Sahriyanti Saad, S.Hut.,M.Si.,Ph.D., menyatakan bahwa Desa Tonasa merupakan salah satu penghasil jagung terbesar di Takalar. “Limbah tongkol jagung yang dihasilkan di desa ini cukup banyak, sehingga tim PKK Ormawa UKM Start-Up Unhas akan membantu mengajarkan cara mengolah limbah tersebut menjadi produk yang bernilai. Selain mengajarkan cara pembuatan produk, tim PPK Ormawa juga akan mendampingi masyarakat Desa Tonasa dalam proses pengurusan sertifikasi Halal, hingga pemasarannya,” ujarnya.
Hari ini merupakan pelatihan yang keenam. Untuk produk briket, telah memasuki pelatihan yang keenam, sedangkan untuk produk teh herbal rambut jagung, tepung, dan media budidaya jamur (baglog), ini adalah pelatihan kelima.
Dalam pelatihan produk teh herbal rambut jagung, dilakukan penghalusan rambut jagung yang telah dibersihkan, dijemur, dan dioven sebelumnya. Setelah itu, produk dikemas dan siap untuk dipasarkan. Sebanyak 13 kemasan produk teh herbal rambut jagung berhasil dibuat dalam pelatihan ini.
Pelatihan pembuatan produk briket tongkol jagung melibatkan proses penghalusan, pengayakan, pencampuran bahan perekat, pencetakan, hingga pengemasan. Pada pelatihan ini, 5 kemasan briket telah berhasil dibuat.
Dalam pelatihan pembuatan tepung dari tongkol jagung, warga melakukan penghalusan, pengayakan, dan pengemasan. Produk hari ini, sebanyak 2 kemasan tepung telah berhasil dibuat, dengan sebagian tepung lainnya dibuat menjadi cookies.
Pada pelatihan pembuatan produk media budidaya jamur (baglog), telah memasuki proses sterilisasi yang berguna untuk membunuh bakteri, jamur, dan mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan penyakit atau kontaminasi, sehingga meningkatkan peluang miselium jamur untuk tumbuh dan berkembang tanpa gangguan.
Tindak lanjut dari pelatihan ini adalah mengadakan pelatihan pemasaran, yang akan mencakup berbagai penerapan strategi pemasaran, branding, penjualan dan distribusi, serta pemasaran digital untuk memasarkan produk yang telah dihasilkan.
“Selama mengikuti pelatihan selama beberapa hari, kami mendapatkan pengetahuan dan manfaat utamanya dapat mengurangi limbah jagung. Tongkol jagung dapat menjadi briket, tepung dan media budidaya jamur (baglog), sementara rambut jagung bisa diolah menjadi teh herbal. Saya sangat terkesan dengan teh herbal rambut jagung karena saya sendiri sudah mencoba dan rasakan manfaatnya. Saya harap masyarakat bisa bersama-sama melanjutkan program ini dan mengembangkan produk yang telah kami buat,” ujar ibu Sapariah selaku salah satu ibu PKK.
Berkat dukungan dan partisipasi aktif dari warga, diharapkan mampu membawa desa Tonasa menjadi desa yang mandiri dalam pengelolaan limbah tongkol jagung menjadi produk yang lebih bernilai dan meningkatkan perekonomian desa.