BASAsulsel Wiki Fasilitasi Anak Muda Makassar dalam Menyuarakan Isu Sosial, Kopsling Sulsel Salah Satu Komunitas Terpilih

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – BASAsulsel, sebuah inisiatif dari Rumata’ Artspace dan BASAibu Wiki, telah sukses melaksanakan program kolaborasi dengan komunitas-komunitas terpilih untuk membahas dan merespons isu-isu sosial di Sulawesi Selatan. Dalam program ini, 19 komunitas terpilih, termasuk Komunitas Pemuda Pemerhati Sosial dan Lingkungan (Kopsling Sulsel), terlibat aktif dalam mendiskusikan berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Kota Makassar.

Kopsling Sulsel, sebagai salah satu komunitas terpilih, merupakan komunitas kepemudaan yang berfokus pada bidang sosial dan lingkungan, dengan program-program unggulan seperti “Kopsling Goes to School” yang mengusung tema sosial dan edukasi, “Semarak Ramadhan Kopsling” yang fokus pada aspek sosial dan religi, serta “Seminar Lingkungan Hidup” yang menyoroti isu-isu lingkungan. Selain itu, Kopsling Sulsel juga mengadakan program “Outdoor Pengabdian,” yang mencakup berbagai aspek sosial dan lingkungan dalam kegiatan pengabdian langsung kepada masyarakat.

Anggi Pratiwi, anggota Kopsling Sulsel, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat beriringan dengan misi komunitas mereka. “Kami di Kopsling Sulsel sangat mendukung inisiatif ini. Melalui kolaborasi ini, kami berharap isu-isu yang disuarakan dapat direspon dengan baik dan mendapat perhatian lebih dari pemerintah maupun masyarakat luas,” ujarnya.

Ihza, anggota lain dari Kopsling Sulsel, menambahkan, “Kami ingin mengajak komunitas lain, pemerintah, dan aktor lainnya untuk berpikir kreatif bersama. Bagaimana caranya sisi-sisi tradisional, seperti bahasa lokal, kurikulum berbasis kearifan lokal, permainan tradisional, dan lainnya, dapat digunakan untuk mengasah keterampilan berpikir tingkat tinggi di kalangan remaja. Problem yang kita hadapi saat ini adalah, meskipun anak-anak sudah bisa membaca, mereka sering kali tidak memahami isi bacaan tersebut.”

Survei Indeks Literasi Masyarakat (ILM) 2022 menunjukkan bahwa tingkat pemahaman anak terhadap naskah yang ditawarkan hanya mencapai 15 persen, yang menandakan masalah pemahaman literasi yang mendesak untuk segera diatasi. “Dengan pendekatan berbasis kearifan lokal, kami berharap dapat menciptakan solusi kreatif yang membantu anak-anak memahami dan menguasai keterampilan berpikir tingkat tinggi,” tambah Ihza.

BASAsulsel menjadi platform penting yang tidak hanya mendorong partisipasi pemuda dalam menyikapi isu sosial, tetapi juga memberikan ruang bagi mereka untuk berbicara dan menyuarakan pandangan yang relevan. Kopsling Sulsel berharap kolaborasi ini mampu membawa perubahan positif, terutama dalam menghadapi tantangan sosial di Sulawesi Selatan.

  • Bagikan

Exit mobile version