KEKER.FAJAR.CO.ID – Hellow sobat KeKeR, yuk kita bahas terkait sebuah produk kerajinan tangan yang mengangkat budaya Indonesia dalam bentuk miniatur baju adat yang dibuat oleh siswa siswi SMA Islam Athirah 1 Makassar.
Produk kerajinan tersebut dibuat oleh enam orang yang terdiri dari Wulaningrum Puspitajati, Nabila Salsabila Rustam, Hanna Pratiwi Baharuddin, Muh. Fahreyza, Devara Athala Lawang, dan Siti Adinda Ummu Aemanah.
Salah satu anggota kelompok, Wulaningrum Puspitajati bilang, mereka memilih miniatur baju adat Jawa dan Makassar sebagai produk yang mereka buat. “Kami tertarik membuat produk ini karena miniatur baju adat sangat menarik untuk dipajang dan memiliki nilai estetika tersendiri,” jelas Wulan sapaannya.
Selain itu, doski menambahkan bahwa pembuatan miniatur ini tidak terlalu sulit namun tetap membutuhkan ketelitian yang tinggi. Tujuan dari pembuatan produk ini, lanjutnya, adalah untuk memperkenalkan pakaian adat Indonesia kepada siswa-siswi dan masyarakat sekitar, sehingga budaya Indonesia dapat terus dilestarikan. “Kami ingin memperkenalkan adat-adat Indonesia ke masyarakat Indonesia maupun luar negeri,” terang Wulaningrum.
Anggota lain, Nabila Salsabila Rustam menjelaskan lebih lanjut mengenai proses pembuatan miniatur baju adat tersebut. “Langkah pertama, kami menyiapkan alat dan bahan seperti gunting, lem tembak, boneka, kain perca, benang wol, dan manik-manik,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan secara detail langkah-langkah membuat miniatur baju adat, mulai dari melepas rambut boneka hingga menghiasnya dengan manik-manik. “Pertama lepas rambut yang ada di barbie/boneka dengan gunting hingga bersih setelah itu lilit benang wol tadi sampai seperti rambut yang berbentuk sanggulan wanita. Kedua kain perca yang telah di sediakan, ukur sesuai dengan ukuran bentuk badan boneka untuk membuat baju dan celana atau rok. setelah mengukur kita dapat menandai yang telah di ukur, kemudian gunting sesuai bentuk yang telah di tandai tadi. Ketiga setelah menggunting dengan ukuran yang pas kain perca dapat di tempelkan pada boneka. tempelkan dengan rapih dan sesuai dengan ukuran badan dan kaki. Keempat jika sudah tertempel dan berbentuk pakaian dengan rapih selanjutnya kita membuat manik-manik yang ada di kepala dan baju,” jelasnya.
“Nah, untuk membuat hiasan di baju kita dapat mengkreasikan di mana akan meletakkan manik-manik kita dapat meletakkan di bagian sisi kiri baju, kanan dan sisi tengah baju. untuk membuat hiasan seperti bentuk bando di atas kepala boneka, kita dapat menyusun manik-manik di sekitar rambut boneka. Terakhir untuk membuat selendang kita dapat menggunting lurus dengan ukuran yang sesuai dengan badan boneka, setelah itu tempelkan pada baju,” tambahnya.
Hasil produk miniatur ini, menurut mereka, dapat dijadikan pajangan yang indah sekaligus contoh baju adat dari Makassar dan Jawa. Mereka terinspirasi oleh beragamnya suku dan adat di Indonesia, yang menjadi alasan munculnya ide pembuatan produk ini.
Guru pendamping yang juga merupakan guru PKWU (Prakarya dan Kewirausahaan), Riska Nilmalasari D.A, S.Pd, menyampaikan bahwa program ini selaras dengan tema pembelajaran kurikulum merdeka, yaitu memanfaatkan bahan-bahan lokal menjadi produk khas Nusantara. “Produk yang mereka buat memenuhi kriteria kerajinan khas Nusantara yang unik dan bernilai estetik serta ekonomis,” jelasnya.
Harapan ke depannya, karya ini dapat menginspirasi siswa lain untuk terus berkarya. “Semoga mereka dapat mengasah kemampuan dan semangatnya dalam berkarya, serta memberikan inspirasi bagi peserta didik lainnya,” pungkas guru pendamping.