Dalam dunia percintaan, memilih kembali ke pasangan lama atau memulai hubungan baru kerap menjadi dilema yang rumit. Banyak faktor psikologis yang memengaruhi keputusan ini, seperti yang dijelaskan oleh Yassir Arafat Usman, M.Psi., Psikolog, Ketua Pusat Kajian Keluarga sekaligus Dosen Psikologi di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Menurut Yassir, kenangan dan kenyamanan bersama pasangan lama sering kali menjadi alasan seseorang sulit melepaskan hubungan yang telah berakhir.
“Ada perasaan takut menghadapi ketidakpastian. Mereka khawatir tidak menemukan pasangan baru atau merasa lebih nyaman dengan pasangan sebelumnya,” ujarnya.
Namun, ada pula yang lebih memilih pasangan baru sebagai peluang untuk memulai lembaran baru. Keinginan untuk berubah dan meninggalkan pengalaman negatif bersama pasangan lama sering kali menjadi motivasi utama. Hubungan baru dilihat sebagai kesempatan untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat.
Yassir menekankan pentingnya kesiapan emosional sebelum memulai hubungan baru. “Seseorang yang siap, biasanya telah menerima masa lalu tanpa dendam atau kemarahan terhadap pasangan lama. Mereka juga mampu menjalin komunikasi yang sehat dengan pasangan baru tanpa membawa trauma masa lalu,” jelasnya.
Jika seseorang terburu-buru menjalin hubungan baru tanpa memproses emosi dari hubungan sebelumnya, itu cenderung menjadi pelarian. Sebaliknya, hubungan yang sehat didasarkan pada nilai-nilai yang selaras dan dibangun dengan cara yang perlahan.
“Pertimbangkan apakah pasangan lama masih memiliki komitmen untuk memperbaiki hubungan atau apakah hubungan baru menawarkan potensi kebahagiaan yang lebih besar. Disarankan juga untuk berbicara dengan psikolog atau pihak netral untuk mendapatkan perspektif objektif,” pungkasnya. (nrf/yuk)