KEKER.FAJAR.CO.ID – Muhammad Zhafran Mahdi asal SMAN 12 Luwu, adalah contoh nyata bahwa dari luka mendalam bisa lahir prestasi gemilang. Setelah mengalami perundungan berat di pesantren yang membuatnya trauma hingga harus dirawat intensif di rumah sakit, Zhafran memilih bangkit dan memulai segalanya dari nol.
Kejadian pahit di pesantren tidak membuat Zhafran menyerah. Ia memutuskan pindah ke SMAN 12 Luwu, sekolah negeri unggulan. Di tempat barunya, ia fokus pada akademik dan mengembangkan diri di berbagai organisasi serta kompetisi. Langkah kecil ini menjadi awal perubahan besar dalam hidupnya.
“Saya memilih untuk bangkit. Ini bukan hanya tentang membuktikan sesuatu kepada orang lain, tetapi juga kepada diri sendiri bahwa saya bisa melewati semuanya,” ujar Zhafran.
Kerja kerasnya berbuah manis. Pada 2024, Zhafran dinobatkan sebagai Duta Anak, sebuah pencapaian yang membanggakan. Ia juga berhasil memenangkan kompetisi film tingkat provinsi. Lewat media sosial, Zhafran membangun personal branding untuk menginspirasi banyak orang dan memperjuangkan hak-hak anak di forum seperti Tau Pacce.
Kini, Zhafran aktif memotivasi anak-anak lain yang pernah mengalami pengalaman serupa. Ia percaya bahwa setiap anak berhak atas pendidikan, perlindungan, dan kesempatan untuk berkembang. Melalui berbagai proyek, Zhafran terus menunjukkan bahwa perundungan tidak akan pernah bisa memadamkan semangatnya. “Saya membalas perundungan dengan prestasi,” tegasnya. Semangat Zhafran kini menjadi inspirasi bagi banyak anak di Indonesia untuk tidak menyerah pada keadaan. (nrp/yuk)