KEKER.FAJAR.CO.ID – Anak tengah itu, sering kali berada di persimpangan. Tidak seistimewa anak sulung yang pertama kali membawa kebanggaan, juga tidak seimut anak bungsu yang selalu dilindungi. Mereka adalah penyeimbang di antara dua kutub, jembatan yang sering terlupakan, tetapi sangat kokoh menopang.
Anak tengah itu belajar menjadi pengertian sejak dini. Mereka tahu bagaimana rasanya menjadi cukup-cukup baik, cukup pintar, cukup ada, tanpa perlu sorotan lebih. Tapi di dalam hatinya, ada keinginan kecil yang berbisik, “Apa aku cukup berarti?”
Anak tengah itu, ahli dalam membaca keadaan. Mereka tahu kapan harus maju untuk membantu dan kapan harus mundur demi harmoni. Mereka tak banyak menuntut, karena terlalu sering melihat orang lain lebih butuh perhatian. Tapi siapa yang tahu, di balik diamnya, ada segudang keinginan yang kadang tak terucap?
Anak tengah itu, pejuang yang diam-diam tangguh. Mereka belajar menjadi kuat bukan karena diminta, tetapi karena keadaan. Mereka belajar bahwa cinta tak melulu harus diminta, kadang cinta justru harus diberikan lebih dulu.
Jika kamu adalah anak tengah, atau mengenalnya, ingatlah: peranmu begitu penting meski tak selalu tampak. Kamu adalah pelangi yang menyatukan warna, alasan mengapa keluarga tetap utuh dalam perbedaan. Kamu adalah rahasia Tuhan yang mengajarkan bahwa di tengah, ada kekuatan luar biasa untuk menyeimbangkan segalanya.
Nurul Muthmainnah Karnadi (Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia, Magang di PT Fajar Media Koran)