Ini 7 Cara Agar Kamu Cerdas Bersosial Media

  • Bagikan
freepik

KEKER.FAJAR.CO.ID – Hallow Sobat KeKeR, pernahkah kamu merasa tertekan saat melihat konten di media sosial (medsos), namun tetap sulit menghentikan kebiasaan membukanya? Jika iya, hal ini bisa menjadi tanda bahwa kamu perlu melakukan detoks medsos loh!

Wulaningrum Puspitajati asal SMA Islam Athirah 1 Makassar, mengatakan, detoks medsos adalah usaha membatasi bermain medsos dalam kurun waktu tertentu, baik sementara maupun permanen.

“Manfaatnya banyak, salah satunya meningkatkan konsentrasi dalam berkegiatan. Selain itu, detoks bisa menjaga kesehatan mental karena sering kali medsos memicu kecemasan, depresi, bahkan rasa iri terhadap pencapaian orang lain,” jelasnya.

Hal senada diungkapkan Muthliq Resqullah Zaki dari SMAN 12 Makassar. Doi menyamakan detoks media sosial dengan “berpuasa” dari aktivitas daring.

“Secara sengaja, kita tidak membuka medsos agar bisa fokus ke hal-hal penting lainnya. Dengan begitu, kita bisa lebih produktif dan tidak membuang waktu untuk hal yang tidak perlu,” cuapnya.

Meski begitu, tantangan dalam menjalani detoks medsos tidaklah mudah. Maulana Yusuf asal MAS Rahmatul Asri Enrekang, mengungkapkan, rasa penasaran menjadi salah satu hambatan terbesar.

“Kadang tangan ini seperti otomatis ingin buka ponsel. Apalagi kalau ada notifikasi. Selain itu, rasa bosan juga sering muncul karena biasanya medsos menjadi hiburan atau tempat ngobrol. Ada juga teman-teman yang nanya, ‘kenapa tidak aktif?’, jadi terasa tidak enak. Pokoknya butuh niat dan tekad kuat,” tuturnya.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Maulana memberikan saran bagi yang ingin mencoba detoks. “Mulailah pelan-pelan, jangan langsung menghilangkan semuanya. Cukup kurangi waktu main ponsel sedikit demi sedikit. Ingat, detoks bukan hukuman, tapi cara untuk memberi istirahat pikiran dan fokus ke dunia nyata. Kalau bosan, cari kegiatan lain yang bikin sibuk, seperti baca buku, olahraga, atau ngobrol dengan keluarga. Yang penting, nikmati prosesnya dan jangan terlalu keras sama diri sendiri,” sarannya.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Makassar (UMI), Muhammad Ainun Mukminin, AMd, SIkom, MIkom, menjelaskan, detoks medsos dapat membantu menjaga keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata, serta mempromosikan komunikasi yang sehat dan bermakna.

“Media sosial dapat memicu perbandingan sosial, kecemasan, depresi, dan perasaan isolasi. Dengan melakukan detoks, individu dapat melepaskan diri dari tekanan ini serta memulihkan keseimbangan psikologis dan sosial,” ungkapnya.

Dalam konteks komunikasi, medsos memberikan dampak kompleks. Pentingnya literasi digital dan kesadaran etika dalam berkomunikasi agar manfaat media sosial dapat dimaksimalkan.

Dampak positifnya, termasuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam demokrasi, misalnya melalui fenomena “No Viral, No Justice”.

Di sisi lain, citra diri yang tidak realistis di medsos seringkali memicu perbandingan sosial negatif.
Tanda-tanda seseorang perlu melakukan detoks medsos meliputi ketergantungan, obsesi memeriksa media sosial, hingga munculnya kecemasan jika tidak mengaksesnya.

Fenomena seperti ini dikenal dengan istilah Fear of Missing Out (FOMO), yang sering kali mengganggu aktivitas sehari-hari dan interaksi di dunia nyata.

“Detoks medsos bukan berarti sepenuhnya meninggalkan platform digital, tetapi lebih kepada penggunaan yang bijak dan seimbang. Penting untuk memahami bagaimana media sosial memengaruhi persepsi dan identitas individu dalam masyarakat digital,” tambahnya.

“Tentukan tujuan sebelum membuka media sosial. Apakah untuk mencari informasi, berinteraksi dengan teman, atau hanya hiburan? Prioritaskan juga kegiatan di dunia nyata, seperti belajar, berinteraksi langsung dengan keluarga, dan mengembangkan hobi,” pungkasnya.

Cerdas Bermain di Dunia Maya

1.Tetapkan Tujuan

Tentukan alasan utama kamu ingin melakukan detoks. Seperti meningkatkan produktivitas atau menjaga kesehatan mental.

2.Batasi Waktu Akses

Gunakan fitur pengatur
waktu pada aplikasi atau ponsel untuk membatasi durasi penggunaan media sosial.

3.Hapus Notifikasi

Matikan notifikasi agar tidak tergoda untuk membuka aplikasi secara terus menerus.

4.Hapus atau Nonaktifkan Aplikasi

Jika diperlukan, hapus sementara aplikasi media sosial dari perangkat kamu.

5.Gantikan dengan Aktivitas Lain

Isi waktu luang dengan kegiatan positif, seperti membaca, berolahraga, atau bersosialisasi secara langsung.

6.Tetapkan Zona Bebas Gadget

Hindari menggunakan media sosial di waktu tertentu, seperti saat makan atau sebelum tidur.

7.Evaluasi Akun yang Diikuti

Unfollow akun yang membuat kamu merasa cemas atau tidak nyaman, dan fokus pada konten yang mendukung kesehatan mental kamu.

  • Bagikan