KEKER.FAJAR.CO.ID – Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam budaya literasi masyarakat Indonesia. Di satu sisi, teknologi membuka akses informasi yang lebih luas dan cepat.
Namun, di sisi lain, banyak yang meremehkan bahwa kemajuan ini justru menurunkan minat baca dan kualitas literasi masyarakat. Artikel ini akan membahas bagaimana teknologi mempengaruhi minat literasi masyarakat Indonesia, baik dari sisi positif maupun negatif.
Dampak Positif Teknologi terhadap Literasi
1.Akses Informasi yang Lebih Mudah
Teknologi memungkinkan siapa saja untuk mengakses berbagai sumber bacaan secara cepat melalui internet. E-book, jurnal digital, dan artikel online semakin mudah ditemukan, sehingga masyarakat tidak lagi terbatas pada buku fisik.
2.Munculnya Platform Literasi Digital
Banyak platform digital yang mendorong kebiasaan membaca, seperti aplikasi perpustakaan digital (iPusnas, iJakarta), media sosial edukatif, dan blog. Bahkan, audiobook dan podcast juga menjadi alternatif baru bagi mereka yang ingin memperoleh informasi tanpa harus membaca teks secara langsung.
3.Interaksi yang Lebih Menarik
Teknologi mengubah cara orang berinteraksi dengan teks. Artikel dalam format visual, infografis, video edukasi, dan gamifikasi literasi membuat pengalaman membaca semakin menarik, terutama bagi generasi muda.
4.Peningkatan Literasi Digital
Selain literasi baca-tulis, masyarakat juga didorong untuk memahami literasi digital, yaitu kemampuan memahami, menganalisis, dan menyebarkan informasi dari internet. Hal ini penting untuk menghadapi era informasi yang semakin kompleks.
Dampak Negatif Teknologi terhadap Literasi
1.Penurunan Minat Membaca Buku Fisik
Dengan adanya media sosial dan hiburan digital seperti video pendek dan game, banyak orang lebih memilih konsumsi konten yang singkat dan instan daripada membaca buku yang lebih mendalam.
2.Gangguan dan Penurunan Konsentrat
Teknologi sering kali membuat orang mudah terdistraksi. Notifikasi media sosial, aplikasi hiburan, dan kemudahan akses ke berbagai jenis konten membuat orang sulit fokus membaca dalam waktu lama.
3.Penyebaran Informasi yang Tidak Akurat
Literasi digital yang rendah membuat masyarakat rentan terhadap hoaks dan informasi yang tidak valid. Banyak orang membaca sekilas tanpa melakukan verifikasi, sehingga mudah terpengaruh oleh berita palsu.
4.Ketimpangan Akses Teknologi
Tidak semua masyarakat Indonesia memiliki akses yang sama terhadap teknologi. Masih adanya daerah yang minim infrastruktur digital, sehingga sulit bagi masyarakat di sana untuk menikmati manfaat literasi digital seperti di perkotaan.
Solusi untuk Meningkatkan Literasi Minat
1.Mengintegrasikan Teknologi dengan Pendidikan
Sekolah dan institusi pendidikan harus memanfaatkan teknologi secara bijak, seperti dengan mengembangkan metode pembelajaran berbasis digital yang tetap mempertahankan kebiasaan membaca yang mendalam.
2.Meningkatkan Kesadaran akan Literasi Digital
Program literasi digital harus digalakkan agar masyarakat bisa lebih memilih dalam mengonsumsi informasi dan tetap memiliki kebiasaan membaca yang baik.
3.Membuat Konten yang Lebih Edukatif dan Menarik
Pengembangan aplikasi, website, atau media sosial yang menyajikan bacaan berkualitas dengan cara yang menarik dapat menjadi solusi untuk meningkatkan minat baca di era digital.
4.Mendorong Kegiatan Literasi di Masyarakat
Kampanye literasi, gerakan membaca, dan komunitas literasi berbasis digital perlu terus dikembangkan agar masyarakat tetap memiliki budaya membaca yang kuat.
Teknologi memiliki dampak ganda terhadap literasi masyarakat Indonesia. Di satu sisi, kemajuan teknologi membuka akses terhadap berbagai sumber bacaan dan meningkatkan literasi digital. Namun, di sisi lain, gangguan digital dan konsumsi konten instan dapat menurunkan kebiasaan membaca secara mendalam. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat agar teknologi dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia.
Nurul Muthmainnah Karnadi (Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia, Magang di PT Fajar Media Koran)