KEKER.FAJAR.CO.ID – Dalam beberapa tahun terakhir, kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat, membawa dunia memasuki era baru yang dikenal sebagai Agentic AI.
Berbeda dengan AI konvensional yang lebih bersifat reaktif dan berbasis perintah manusia, Agentic AI memiliki kemampuan untuk bertindak secara mandiri, menginisiasi tugas, dan mengambil keputusan berdasarkan tujuan yang ditetapkan. Namun, apakah ini merupakan solusi untuk tantangan industri atau justru menjadi ancaman besar?
Agentic AI: Pengubah Permainan Industri
Agentic AI menjanjikan transformasi industri dengan berbagai manfaat yang signifikan:
Otomatisasi dan Efisiensi Tinggi – Agentic AI mampu mengelola alur kerja secara mandiri, meningkatkan produktivitas dengan mengurangi keterlibatan manusia dalam tugas-tugas repetitif.
Inovasi dan Penemuan – AI dapat menganalisis data dalam jumlah besar untuk menemukan pola dan solusi yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh manusia.
Peningkatan Pengalaman Pelanggan – Dalam sektor layanan, Agentic AI dapat memberikan respons yang lebih cepat dan akurat terhadap kebutuhan pelanggan.
Optimasi Rantai Pasok – AI dapat memprediksi kebutuhan stok, mengurangi limbah, dan meningkatkan efisiensi logistik.
Risiko dan Tantangan yang Mengancam
Namun, seiring dengan manfaatnya, Agentic AI juga membawa potensi bencana bagi industri:
Pengangguran Massal – Otomatisasi yang lebih cerdas berpotensi menggantikan jutaan pekerjaan manusia, terutama dalam sektor administratif dan manufaktur.
Keamanan dan Etika – AI yang bertindak secara mandiri dapat menimbulkan risiko besar jika digunakan untuk tujuan yang tidak etis atau jika mengalami kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Ketergantungan Berlebih – Dengan semakin mengandalkan AI, industri bisa kehilangan kemampuan adaptasi jika sistem mengalami kegagalan atau diretas.
Regulasi yang Belum Siap – Banyak negara belum memiliki regulasi yang cukup untuk mengontrol perkembangan Agentic AI, sehingga berpotensi menimbulkan ketidakseimbangan ekonomi dan sosial.
Solusi atau Bencana?
Keberadaan Agentic AI dapat menjadi solusi atau bencana tergantung pada cara penerapannya. Jika dikelola dengan baik melalui regulasi yang ketat, pengembangan yang bertanggung jawab, dan pelatihan ulang tenaga kerja, Agentic AI bisa menjadi katalisator revolusi industri yang positif. Sebaliknya, jika dibiarkan berkembang tanpa kontrol yang memadai, ia bisa menjadi ancaman besar bagi stabilitas ekonomi dan sosial.
Era Agentic AI telah dimulai, dan tantangan terbesar adalah bagaimana manusia menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Industri harus menemukan keseimbangan antara memanfaatkan kecerdasan buatan untuk inovasi tanpa mengorbankan keberlangsungan tenaga kerja dan keamanan. Dengan perencanaan yang matang, AI dapat menjadi solusi, bukan bencana.
Nurul Muthmainnah Karnadi (Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia, Magang di PT Fajar Media Koran)