KEKER.FAJAR.CO.ID – Halo Sobat KeKeR, pernah nggak sih kalian tiba-tiba ngerasa jantung berdebar kencang, napas sesak, keringat dingin, dan merasa kayak dunia bakal runtuh? Nah, bisa jadi itu yang disebut panic attack atau serangan panik.
Serangan ini bisa datang kapan saja, bahkan tanpa alasan yang jelas. Panic attack adalah kondisi ketika seseorang tiba-tiba merasa cemas atau takut secara intens, tanpa ada bahaya nyata.
Niswa Fairuzia dari SMK Farmasi Yamasi Makassar, mengungkapkan, panic attack itu seperti serangan kecemasan yang tiba-tiba dan bikin kita merasa takut atau cemas berat. “Gejalanya bisa macam-macam, kayak jantung berdebar, sesak napas, atau merasa akan pingsan,” cuapnya.
Menurutnya, untuk edukasi kesehatan mental di sekolah itu sangatlah penting. Biar kita bisa mengenali gejala-gejala kesehatan mental dan tahu cara mengelola stres dan kecemasan.
“Dengan begitu, kita bisa menjaga kesehatan mental kita dan tidak merasa sendirian kalau kita mengalami masalah,” tambahnya.
Rezky Amalia H asal SMAS Rahmatul Asri Enrekang, mengatakan, panic attack bisa terjadi kapan saja dan tanpa pemberitahuan, jadi harus lebih paham untuk menghadapi situasi seperti ini.
“Waktu pertama kali ada kulihat orang alami panic attack, saya tidak mengerti apa-apa dan kenapa tiba-tiba badannya gemetar dan sesak. Padahal, tadinya tidak ada apa-apa,” cuap Amel, sapaannya.
Ferdi dari SMAN 13 Gowa, bilang, penting untuk memahami dan cara mengatasi panic attack. “Memahami gejala dan mencari cara untuk mengatasinya adalah kunci utama. Jadi, kalau kamu atau teman-teman mengalami hal yang serupa, jangan panik dan cari cara untuk kembali tenang,” pungkasnya.
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Bosowa Makassar, Sulasmi Sudirman, S.Psi., M.A., menjelaskan, panic attack berbeda dari kecemasan biasa.
“Serangan ini muncul tiba-tiba tanpa pemicu yang jelas dan biasanya berlangsung 10-30 menit. Intensitasnya lebih tinggi dibanding kecemasan biasa yang berkembang secara bertahap,” ujarnya.
Ada beberapa faktor yang dapat memicu panic attack, di antaranya stres berat, riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan, trauma, serta konsumsi zat seperti kafein atau alkohol.
“Perubahan besar dalam hidup, seperti kehilangan pekerjaan atau pindah tempat tinggal, juga bisa menjadi pemicu,” imbuhnya.
Kelompok yang lebih rentan mengalami panic attack adalah individu dengan riwayat gangguan kecemasan, mereka yang memiliki trauma masa kecil, serta orang dengan tekanan hidup tinggi.
Dari segi usia, remaja akhir hingga dewasa muda paling berisiko karena menghadapi banyak perubahan dalam hidup mereka.
Ketika panic attack terjadi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
“Atur pernapasan dengan teknik 4-4-6, gunakan teknik grounding seperti menyebutkan benda-benda di sekitar, dan ingatkan diri bahwa serangan ini tidak berbahaya serta akan berlalu,” saran Sulasmi.
Jika panic attack terjadi berulang kali dan mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, ia menyarankan untuk segera mencari bantuan profesional.