Miniatur Rumah Adat Aceh dari Stik Es Krimala Siswi SMAN 1 Makassar

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Halo Sobat KeKeR, kreativitas siswa SMAN 1 Makassar kembali membuahkan hasil. Kali ini, sekelompok siswa berhasil membuat miniatur rumah adat Aceh menggunakan stik es krim dan bahan daur ulang.

Proyek ini tidak hanya menampilkan keterampilan seni dan ketelitian mereka, tetapi juga menggambarkan semangat pelestarian budaya Indonesia.

Proses pembuatan miniatur ini memakan waktu dua hari, dimulai dari penyusunan kerangka hingga tahap akhir pewarnaan dan dekorasi.

Menurut Ayaka Arai Armandi, salah satu siswa yang terlibat, mereka menggunakan lebih dari 100 stik es krim, dua kardus besar, lem tembak, cat akrilik, serta bahan tambahan seperti rumput palsu dan replika batu koral untuk mempercantik hasil akhirnya.

“Kami memulai dengan meletakkan karton sebagai alas agar lem tidak merusak lantai. Kemudian, kami membuat dinding rumah dengan menyusun empat stik membentuk segi empat, lalu merekatkannya menggunakan lem. Setelah itu, kami menutup rangka dengan stik es krim tambahan hingga dinding rapat dan kokoh,” ujar Ayaka.

Tahapan berikutnya adalah pembuatan atap rumah. Siswa membentuk tiga kerangka segitiga yang direkatkan dengan lem untuk memastikan atap kuat dan stabil. Dua segitiga digunakan untuk bagian depan dan belakang, sementara satu kerangka tambahan diletakkan di tengah untuk memperkokoh struktur atap.

Tidak hanya sekadar membangun miniatur rumah adat, proyek ini juga memiliki nilai edukatif. Selain meningkatkan kreativitas, pembuatan rumah adat dari stik es krim ini juga mengajarkan siswa tentang budaya Aceh serta pentingnya penggunaan kembali bahan bekas yang masih layak pakai.

Sang wali kelas, Saharia Tahir, mengapresiasi hasil karya siswanya yang dinilai tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga informatif. “Saya sangat bangga melihat kreativitas anak-anak dalam memanfaatkan bahan ramah lingkungan untuk membuat miniatur rumah adat ini. Karya ini menunjukkan hasil kerja sama tim yang baik, sekaligus melatih berpikir kritis dan keterampilan kolaborasi mereka,” ungkapnya.
(*)

  • Bagikan