Waspada, Berikut Dampak Jika Begadang Terlalu Sering

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Halo Sobat KeKeR! Begadang menjadi kebiasaan yang kerap dilakukan remaja, terutama saat menghadapi ujian. Namun, kebiasaan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan dan aktivitas sehari-hari.

Michael Cenreng asal SMAS Katolik Rajawali Makassar, mengaku sering begadang demi belajar. Terutama untuk mata pelajaran yang membutuhkan banyak hapalan seperti kimia dan biologi. Akibatnya, ia merasa kurang fit dan mengantuk saat beraktivitas di pagi hari.

Hal serupa dialami Ibnu Riyadhil Jinan dari SMAN 21 Makassar. Ia mengaku kesulitan fokus saat pelajaran akibat begadang.

“Saya merasa pusing, tidak teliti, dan sulit memahami materi yang diajarkan. Ini juga memengaruhi mood saya karena merasa tertinggal dalam pembelajaran,” ungkapnya.

Praktisi kesehatan dari Klinik Wirahusada Medical Center, dr Wachyudi Muchsin, memaparkan, begadang memang bisa dilakukan sesekali, tetapi jika terlalu sering, hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh.

Menurutnya, kurang tidur akibat begadang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan metabolisme hingga penurunan daya tahan tubuh.

“Begadang berulang kali tanpa istirahat yang cukup bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, serta menurunkan konsentrasi dan produktivitas,” ujarnya.

Ia menambahkan, tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga keseimbangan hormon serta memperbaiki sel-sel tubuh. “Jika begadang tidak bisa dihindari, usahakan untuk menggantinya dengan tidur siang atau tidur lebih awal di hari berikutnya,” katanya.

Selain itu, begadang yang terus-menerus juga dapat berdampak pada gangguan mental dan emosi. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Tidak hanya itu, begadang juga dapat menyebabkan peningkatan risiko obesitas karena mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan.

Akibatnya, seseorang yang sering begadang cenderung mengalami peningkatan rasa lapar dan berisiko mengalami kenaikan berat badan. Kurang tidur juga berdampak pada gangguan fungsi otak, yang dapat menghambat daya ingat, kemampuan berpikir, dan kreativitas. Selain itu, sistem kekebalan tubuh juga melemah akibat kurang istirahat, sehingga tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.

Selain itu, gangguan tidur juga dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan mental seperti kecemasan dan depresi. WHO merekomendasikan agar orang dewasa mendapatkan 7-9 jam tidur berkualitas setiap malam untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.

Untuk itu, Wachyudi menyarankan agar masyarakat lebih bijak dalam mengatur waktu tidur demi menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang. “Jangan biasakan begadang tanpa alasan yang jelas, karena tubuh juga butuh istirahat untuk bekerja dengan optimal,” sarannya.

Selain menjaga durasi tidur, kualitas tidur juga harus diperhatikan dengan menciptakan lingkungan yang nyaman, seperti menghindari penggunaan gawai sebelum tidur dan menjaga jadwal tidur yang teratur. Dengan pola tidur yang baik, tubuh akan lebih segar, konsentrasi meningkat, dan kesehatan lebih terjaga. (*)

  • Bagikan