Kreasi Gaun Cantik dari Limbah ala UPT SPF SMP Negeri 30 Makassar

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Halo Sobat KeKeR, siswa UPT SPF SMP Negeri 30 Makassar menampilkan kreativitasnya dalam Festival F8 Makassar 2024, dengan membuat gaun unik berbahan limbah plastik dan barang bekas lainnya.

Dibantu oleh para guru, siswa merancang gaun ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekaligus memperkenalkan budaya lokal melalui karya seni.

Menurut Syaurah Qanita Sofyan, salah satu siswi yang terlibat dalam proyek ini, pembuatan gaun menggunakan berbagai bahan bekas, seperti plastik berwarna kuning dan putih, tutup botol, kain tidak terpakai, serta gabus berbahan karet.

Selain itu, digunakan juga manik-manik berbentuk daun, lem lilin, dan kayu untuk tongkat sebagai aksesori tambahan.
Proses pembuatannya diawali dengan membuat pola dasar gaun, kemudian memotong dan menjahit plastik agar membentuk pakaian yang diinginkan. Setelah itu, berbagai hiasan ditambahkan untuk mempercantik tampilan.

“Kami menempelkan pernak-pernik dari batu sintetis serta bunga-bunga dari plastik bekas agar terlihat lebih menarik,” ujar Syaurah.

Fatmawati, guru pembina dalam proyek ini, menjelaskan bahwa tantangan terbesar terletak pada tahap pengumpulan dan pembersihan bahan. Karena menggunakan limbah plastik dan barang bekas, para siswa harus melakukan penyortiran dan pencucian terlebih dahulu agar material dapat digunakan dengan baik.

“Butuh pendampingan khusus dari guru-guru, terutama saat mengolah bahan bekas menjadi layak pakai. Selain itu, beberapa bahan tambahan seperti lem, renda, dan batu sintetis juga memerlukan biaya yang akhirnya ditanggung bersama oleh sekolah dan para guru,” jelas Fatmawati.

Meski penuh tantangan, antusiasme para siswa sangat tinggi, terutama mereka yang akan mengenakan gaun ini dalam karnaval festival. “Mereka sangat bersemangat saat membuatnya, apalagi karena gaun ini akan ditampilkan di acara besar seperti F8,” tambahnya.

Melalui pembuatan gaun daur ulang ini, Fatmawati berharap generasi muda semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan barang bekas menjadi sesuatu yang bernilai.

“Semoga anak-anak terus berkreasi dan bisa menciptakan karya yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki nilai seni dan budaya,” tutupnya. (*)

  • Bagikan