Beneran Butuh? Atau Cuma Latah Ikut Tren Teknologi?

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Pernah nggak sih, tiba-tiba kepengen beli sesuatu gara-gara semua orang di media sosial ngomongin itu? Atau install aplikasi yang lagi viral, padahal akhirnya cuma dipakai sebentar terus lupa? Nah, ini yang disebut sebagai fenomena latah teknologi—ketika kita ikut-ikutan tren tanpa benar-benar butuh atau paham manfaatnya.

Teknologi berkembang pesat, dan hampir setiap minggu ada sesuatu yang baru. Dari AI yang bisa bikin gambar super realistis, tren aplikasi chatting terbaru, sampai gadget canggih yang katanya wajib dimiliki. Tapi pertanyaannya, apakah kita benar-benar butuh semua itu? Atau cuma takut ketinggalan hype?

Kalau kamu merasa relate, tenang aja, kamu nggak sendirian! Banyak remaja mengalami hal yang sama. Fenomena ini terjadi di seluruh dunia, apalagi di era media sosial seperti sekarang. FOMO (Fear of Missing Out) jadi salah satu alasan utama kenapa banyak orang, terutama remaja, gampang tergoda untuk mencoba tren teknologi terbaru.

Menurut survei dari beberapa lembaga riset digital, lebih dari 60% remaja pernah membeli atau mencoba teknologi baru hanya karena teman-teman mereka melakukannya. Bahkan, ada yang merasa ‘nggak keren’ kalau ketinggalan tren teknologi yang lagi booming.

Fenomena latah teknologi ini sebenarnya bukan hal baru. Dulu, waktu media sosial belum sepopuler sekarang, tren teknologi lebih lambat menyebar. Tapi sekarang? Begitu ada sesuatu yang viral, dalam hitungan jam jutaan orang bisa langsung tahu dan mulai ikut-ikutan.

Lihat aja tren seperti smartphone lipat, aplikasi edit foto AI, atau fitur-fitur terbaru dari media sosial. Banyak orang buru-buru pakai tanpa benar-benar paham cara maksimalin manfaatnya.

Fenomena ini terjadi di mana-mana, terutama di negara yang akses teknologinya cepat. Dari kota besar sampai daerah kecil, selama ada internet dan media sosial, tren teknologi bisa dengan mudah menyebar.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna media sosial terbesar di dunia, juga nggak lepas dari fenomena ini. Setiap ada sesuatu yang viral—entah itu gadget, aplikasi, atau tren digital lainnya—kita pasti bisa lihat banyak remaja langsung ikut meramaikan.

Ada beberapa alasan kenapa remaja gampang latah dengan tren teknologi:

  1. Takut Ketinggalan (FOMO) – Ini alasan utama! Ketika teman-teman udah pakai sesuatu yang baru, kita jadi merasa harus ikut biar nggak dianggap ‘ketinggalan zaman’.
  2. Media Sosial yang Super Cepat – Algoritma media sosial terus mendorong tren baru ke feed kita, bikin kita merasa “harus coba” sesuatu yang baru.
  3. Eksperimen dan Rasa Penasaran – Teknologi memang menarik, dan wajar kalau kita pengen coba hal-hal baru.
  4. Tekanan Sosial – Kadang kita nggak sadar kalau keputusan kita buat beli atau pakai sesuatu lebih dipengaruhi oleh lingkungan sekitar daripada kebutuhan kita sendiri.

Jadi, gimana caranya biar kita nggak gampang tergoda tren teknologi yang mungkin nggak kita butuhin? Coba lakukan ini:

Tanya ke diri sendiri: Aku butuh atau cuma pengen? Sebelum beli atau install sesuatu, pikirkan dulu manfaat jangka panjangnya.

Jangan langsung percaya hype! Banyak tren teknologi yang awalnya terlihat keren tapi akhirnya nggak relevan lagi dalam beberapa bulan.

Baca review atau cari pengalaman orang lain dulu. Kadang kita bisa belajar dari orang yang sudah mencoba lebih dulu, apakah teknologi itu benar-benar worth it atau cuma sekadar tren sesaat.

Atur batasan dalam menggunakan media sosial. Semakin sering kita lihat tren baru, semakin besar kemungkinan kita tergoda buat ikut-ikutan.

Teknologi itu keren dan bikin hidup lebih mudah, tapi nggak semua tren harus diikuti. Sebelum ikut hype, coba pikir ulang: Apakah ini benar-benar berguna buat aku, atau aku cuma takut ketinggalan? Dengan begitu, kita bisa lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan nggak gampang terjebak dalam tren yang cuma sementara.

Muh. Reihan

  • Bagikan