KEKER.FAJAR.CO.ID – Anemia merupakan kondisi ketika kadar hemoglobin dalam darah rendah. Hemoglobin sendiri adalah metaloprotein yang tersusun atas protein dan zat besi dalam sel darah merah (eritrosit), yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh (Fitriany et al., 2018).
Anemia merupakan masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia, yang dapat dialami oleh semua kelompok usia, terutama di kalangan remaja putri. Remaja putri memiliki risiko lebih tinggi mengalami anemia dibandingkan remaja putra, terutama karena menstruasi bulanan yang menyebabkan kehilangan darah secara rutin (Kementrian kesehatan RI, 2021).
Selain itu, faktor-faktor seperti kurangnya asupan zat besi, pola makan yang tidak seimbang, dan kurangnya pengetahuan tentang gizi turut berkontribusi terhadap tingginya angka anemia di kalangan remaja putri. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan peningkatan prevalensi anemia pada remaja putri dari 37,1% pada tahun 2013 menjadi 48,9% pada tahun 2018 (Kementrian kesehatan RI, 2021). Peningkatan ini menunjukkan bahwa hampir setengah dari remaja putri di Indonesia mengalami anemia, yang dapat berdampak serius pada kesehatan dan produktivitas mereka.
Dampak anemia pada remaja putri tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, seperti kelelahan dan penurunan daya tahan tubuh, tetapi juga mempengaruhi konsentrasi belajar, prestasi akademik, dan produktivitas kerja. Lebih lanjut, anemia pada remaja putri yang nantinya menjadi ibu dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah atau stunting. Upaya pencegahan anemia dapat dilakukan melalui konsumsi tablet tambah darah (TTD) secara rutin (Rahayuningtyas et al., 2021).
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah meluncurkan program pemberian suplemen tablet tambah darah kepada remaja putri, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 88 Tahun 2014 tentang Standar Tablet Tambah Darah (TTD) bagi wanita usia subur dan ibu hamil, serta Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan RI Nomor HK.03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah Darah kepada Rematri dan WUS. Tablet tambah darah untuk remaja putri disalurkan melalui UKS/M di tingkat SMP, SMA, atau yang sederajat, dengan menetapkan hari minum tablet secara serentak (Amir & Djokosujono, 2019). Aturan konsumsinya adalah satu tablet setiap minggu secara berkelanjutan. Program ini bertujuan untuk memberikan suplementasi zat besi dan asam folat guna meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah.
Program ini telah berjalan, akan tetapi tantangan masih ada dalam hal kepatuhan konsumsi TTD. Data menunjukkan bahwa meskipun 76,2% remaja putri telah menerima TTD, hanya sekitar 0,9% yang mengkonsumsinya secara rutin sesuai anjuran, yaitu satu tablet per minggu selama setahun. Beberapa faktor mempengaruhi rendahnya kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi TTD, antara lain:
1.Kurangnya Pengetahuan tentang Anemia dan TTD: Banyak remaja putri yang belum memahami pentingnya mencegah anemia dan manfaat dari konsumsi TTD.
2.Efek Samping yang Dirasakan: Beberapa remaja mengeluhkan efek samping seperti mual atau gangguan pencernaan setelah mengkonsumsi TTD, yang membuat mereka enggan melanjutkan konsumsi.
3.Kurangnya Dukungan dari Lingkungan Sekitar: Peran guru, orang tua, dan tenaga kesehatan sangat penting dalam memberikan edukasi dan motivasi kepada remaja putri untuk rutin mengkonsumsi TTD.
Adapun upaya untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD, beberapa strategi dapat diterapkan:
1.Edukasi dan Sosialisasi: Meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang anemia dan pentingnya TTD melalui kegiatan edukatif di sekolah dan komunitas.
2.Pendekatan Interaktif: Menggunakan metode yang menarik, seperti permainan edukatif atau diskusi kelompok, untuk menyampaikan informasi tentang anemia dan TTD.
3.Pemantauan dan Evaluasi: Melakukan pemantauan rutin terhadap konsumsi TTD oleh remaja putri dan memberikan umpan balik untuk meningkatkan kepatuhan.
4.Keterlibatan Orang Tua dan Guru: Melibatkan orang tua dan guru dalam program TTD untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada remaja putri.
Anemia pada remaja putri merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia, dengan prevalensi yang tinggi dan dampak yang luas. Program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) merupakan langkah strategis pemerintah untuk mencegah anemia dan dampaknya, termasuk risiko stunting pada generasi mendatang. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada tingkat kepatuhan konsumsi TTD oleh remaja putri.
Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, tenaga kesehatan, pendidik, orang tua, dan masyarakat untuk meningkatkan edukasi, dukungan, dan pemantauan terhadap konsumsi TTD. Dengan demikian, diharapkan prevalensi anemia pada remaja putri dapat menurun, dan generasi muda Indonesia dapat tumbuh sehat dan produktif.
Penulis: Zulfa Aulia