Bosan Itu Penting: Mengapa Kita Butuh Kebosanan dalam Hidup

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Di dunia yang selalu menawarkan hiburan instan dari notifikasi media sosial, video pendek, hingga game di genggaman bosan seolah jadi musuh utama. Sekali rasa jenuh muncul, kita buru-buru mencarinya pengganti: scroll TikTok, buka Instagram, atau nonton serial tanpa henti. Tapi… pernahkah terpikir, bahwa mungkin bosan itu penting?

Selama ini kita menganggap bosan sebagai tanda ada yang salah: kurang produktif, tidak punya tujuan, atau sedang “gagal” menikmati hidup. Padahal, kebosanan adalah bagian alami dari pengalaman manusia. Ia bukan musuh, tapi jendela ke arah kreativitas, kesadaran, bahkan pertumbuhan pribadi.

Coba perhatikan: ide-ide paling brilian sering muncul saat kita sedang tidak melakukan apa-apa. Anak-anak yang bosan sering tiba-tiba menciptakan permainan baru. Orang dewasa yang duduk diam kadang justru mendapat inspirasi besar. Bosan memberi ruang bagi otak untuk berkelana tanpa arahan, tanpa tekanan, hanya menjelajah.

Namun, saat kebosanan “diusir” oleh konten tanpa henti, kita kehilangan kesempatan untuk mengenal diri. Kita kehilangan waktu hening yang sebenarnya dibutuhkan untuk refleksi.

Lalu, bagaimana caranya berdamai dengan bosan?

Biarkan Diri Tidak Melakukan Apa-Apa: Ciptakan waktu “kosong” tanpa layar. Duduk, diam, dan izinkan pikiran berjalan tanpa arah.

Amati Rasa Bosan: Alih-alih melawan, coba rasakan. Apa yang sebenarnya kamu cari? Apa yang sedang kamu hindari?

Gali Kembali Kreativitas: Daripada mengisi kekosongan dengan hiburan cepat, gunakan untuk mencipta: menulis, menggambar, bernyanyi, atau hanya melamun.

Gunakan Bosan Sebagai Kompas: Rasa bosan bisa jadi sinyal bahwa ada sesuatu yang ingin berubah dalam hidupmu mungkin rutinitas, hubungan, atau tujuan.

Bosan bukanlah kelemahan atau kekurangan. Ia adalah ruang hening di antara hiruk-pikuk kehidupan yang terlalu penuh. Di sana, kita bisa bertemu kembali dengan keinginan terdalam, ide liar, dan ketenangan yang tulus.

Jadi, apakah bosan harus dihindari? Tidak. Justru, di tengah dunia yang tak pernah berhenti bicara, kebosanan adalah satu-satunya waktu kita bisa benar-benar mendengar suara hati sendiri.

Fitrah

  • Bagikan