KEKER.FAJAR.CO.ID – Yuhuu Sobat KeKeR, sebuah karya lukis berjudul “Hilang Sebagian, Namun Masih Bertahan” berhasil dibuat oleh Sarah Afifah dari SMK SMAK Makassar!
Lukisan ini merupakan hasil buah pikir dan perasaan mendalam dari Sarah Afifah, siswi berbakat yang menjadikan seni lukis sebagai ruang untuk berekspresi sekaligus menyembuhkan diri.
“Judul ini saya pilih karena saya percaya, banyak orang pernah merasakan kehilangan, entah itu harapan, semangat, atau bahkan bagian dari diri sendiri. Tapi walaupun nggak lagi utuh, kita tetap ada dan terus berjuang,” cuapnya.
Menariknya, Sarah mengaku sangat terinspirasi dari pelukis legendaris asal Prancis, Claude Monet, yang dikenal dengan gaya dreamy dan penuh nuansa tenang. “Saya suka banget gaya lukisan Monet. Saya coba bawa unsur dreamy itu ke lukisan saya, walau saya tahu, ya jelas nggak bisa disandingkan,” ujarnya.
Sarah menceritakan bahwa proses membuat lukisan ini cukup panjang. Ia memulainya dengan mencari referensi dan menentukan tema. Setelah itu, ia membuat sketsa dengan pensil, lalu mulai mewarnai sampai akhirnya terbentuklah lukisan yang penuh warna dan makna. Menurutnya, melukis bukan hal yang mudah karena butuh waktu, ide, dan tenaga.
Tapi selama dinikmati, semuanya jadi terasa ringan. Salah satu tantangan terberat yang Sarah hadapi adalah membagi waktu antara tugas sekolah dan keinginan untuk berkarya.
“Saya sadar, dengan sebatang pensil, stres saya bisa hilang. Jadi sesibuk apapun, saya usahakan tetap melukis. Itu jadi tempat pelarian yang sehat buat saya,” ceritanya.
Ia juga sempat merasa minder karena sering membandingkan diri dengan orang lain. Tapi dari situlah Sarah belajar untuk fokus pada progres dirinya sendiri. “Yang saya tunjukkan hari ini adalah catatan perjalanan saya, dan mungkin suatu saat nanti saya bisa lihat kembali dan bangga dengan proses ini,” tambahnya.
Lukisannya sendiri menggambarkan sosok yang belum utuh, tapi tetap berani tampil. Ada potongan puzzle di tubuh tokoh lukisan yang mewakili bagian-bagian diri yang hilang, baik luka, kenangan, maupun hal-hal yang belum selesai. Tapi yang menarik, puzzle itu belum runtuh. Masih tersusun. Artinya, si tokoh masih berusaha bertahan dan menyatukan dirinya.
“Tokohnya punya rambut biru yang mengalir, menggambarkan pikirannya yang terus bergerak. Warna biru itu juga lambang kesedihan dan ketenangan. Latar lukisan dengan warna pastel itu menggambarkan isi pikiran, tempat semua perasaan tinggal,” jelasnya.
Sarah berharap orang-orang yang melihat karyanya bisa merasa dimengerti. “Mungkin ada yang sedang merasa rapuh, kehilangan, atau bingung. Saya ingin lukisan ini bisa jadi tempat aman untuk merasa. Kita nggak harus sempurna untuk tetap bertahan,” harapnya.
Guru Seni Budaya SMK SMAK Makassar, A. Sri Irma Sudrianti Jaya, mengaku bangga dengan bakat dan kedalaman makna dalam karya Sarah. “Di sekolah kami memang tidak ada pelajaran khusus seni rupa, tapi kami memberi ruang bagi siswa untuk eksplorasi bakatnya. Sarah adalah salah satu yang menonjol, bukan hanya karena goresannya, tapi juga karena makna yang dia bawa di tiap lukisan,” ujarnya.
Ia juga berharap agar semua siswa tetap meluangkan waktu untuk menggali bakatnya di tengah kesibukan sekolah. “Seni bisa jadi media untuk menyampaikan emosi dan mengenal diri. Itu penting untuk semangat dan kesehatan mental mereka,” tutupnya. (*)