KEKER.FAJAR.CO.ID – Diabetes kini tak lagi identik dengan penyakit orang tua. Praktisi kesehatan, dr Wachyudi Muchsin, SKed, SH, Mkes, C.Med, mengungkapkan, kasus diabetes di kalangan usia muda, termasuk remaja dan dewasa awal, menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan.
Menurutnya, gaya hidup modern menjadi pemicu utama lonjakan kasus ini. “Anak muda saat ini lebih banyak duduk, jarang bergerak, dan gemar mengonsumsi makanan serta minuman manis. Kombinasi tersebut dinilai sangat berisiko mempercepat munculnya diabetes, bahkan sejak usia belia,” tuturnya.
Data International Diabetes Federation (IDF) mencatat, pada 2021 terdapat 537 juta orang dewasa di seluruh dunia yang hidup dengan diabetes. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 643 juta pada 2030 dan 783 juta pada 2045. Di Indonesia, IDF mencatat 19,5 juta penderita diabetes pada 2021. “Angka ini diprediksi melonjak menjadi 28,6 juta pada 2045, menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbesar kelima di dunia,” jelasnya.
Sementara itu, data Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia di atas 15 tahun meningkat dari 10,9 persen pada 2018 menjadi 11,7 persen pada 2023. Peningkatan signifikan terjadi pada kelompok usia 18-59 tahun.
Pria yang akrab disapa Dokter Koboi ini menjelaskan bahwa perubahan pola makan, rendahnya aktivitas fisik, stres, kurang tidur, serta minimnya edukasi dan pemeriksaan dini turut memperparah kondisi ini. Ia menekankan bahwa mencegah jauh lebih baik daripada mengobati.
Ia menganjurkan generasi muda, untuk mulai menerapkan pola makan sehat, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, dan melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala. Hindari stres berlebihan, rokok, dan konsumsi alkohol yang tidak terkendali. Ia juga menekankan pentingnya edukasi sejak dini agar anak-anak terbiasa dengan gaya hidup sehat sejak kecil.
“Diabetes bukan takdir, tapi bisa dicegah. Mulailah dari kebiasaan kecil setiap hari. Jika tidak segera diatasi, maka generasi muda berisiko menghadapi masa depan dengan tubuh yang kelelahan sebelum waktunya,” pungkasnya. (nzk/yuk)