Perbedaan Diet Ketat dengan Clean Eating Menurut Ahli Gizi

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Banyak orang tergoda mencoba diet ketat demi hasil cepat menurunkan berat badan. Menurut Dr. Andi Nurlinda, SKM, MKes, ahli gizi sekaligus Dosen FKM UMI, pendekatan ini justru berisiko tinggi jika tidak dilakukan dengan benar.

“Diet ketat biasanya membatasi jenis dan jumlah makanan secara drastis, yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan kekurangan nutrisi,” jelasnya. Kondisi ini bisa memicu gangguan metabolisme, masalah pencernaan, kelelahan, hilangnya massa otot, bahkan gangguan hormonal terutama pada wanita.

Berbeda dengan itu, clean eating lebih fokus pada makanan utuh, minim proses, dan bergizi seimbang. Pola ini dinilai lebih realistis, menyenangkan, dan mudah dipertahankan. Nurlinda menyarankan untuk memulai clean eating secara bertahap, misalnya mengganti camilan tinggi gula dengan buah, membatasi makanan cepat saji, dan memperbanyak konsumsi sayur, biji-bijian, serta protein tanpa lemak.

“Clean eating tidak hanya menurunkan berat badan, tapi juga membentuk gaya hidup sehat jangka panjang. Ini lebih efektif dan aman dibanding diet ekstrem,” tambahnya.

“Kunci dari pola makan sehat bukan pada seberapa cepat berat badan turun, tapi seberapa konsisten kita bisa mempertahankannya tanpa menyiksa diri. Clean eating menjawab itu semua,” kata Nurlinda.

Selain pola makan, Nurlinda juga mengingatkan pentingnya hidrasi, tidur cukup, dan memasak sendiri agar lebih paham bahan yang dikonsumsi. Clean eating mendorong keseimbangan dan konsistensi yang mendukung kesehatan seumur hidup. (nrp/yuk)

  • Bagikan

Exit mobile version