KEKER.FAJAR.CO.ID – Konsumsi junk food yang berlebihan dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan serius.
Ahli Gizi sekaligus Dosen FKM UMI, Dr. Andi Nurlinda, SKM, MKes, menjelaskan, kebiasaan ini berpotensi menyebabkan obesitas, peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL), tekanan darah tinggi, serta resistensi insulin yang menjadi faktor utama penyakit kronis seperti jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
Kandungan natrium atau garam yang tinggi dalam junk food juga membebani kerja ginjal dan meningkatkan risiko hipertensi. “Dalam jangka panjang, pola makan yang tidak dikoreksi akan menyebabkan gangguan metabolisme dan penurunan fungsi organ penting,” ujarnya.
Selain dampak pada orang dewasa, konsumsi junk food juga berdampak negatif pada tumbuh kembang anak dan remaja.
Linda, sapaannya, menegaskan, anak-anak dan remaja yang terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji berisiko mengalami kekurangan gizi tersembunyi karena rendahnya kandungan vitamin, mineral, dan protein dalam junk food.
Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan, penurunan daya tahan tubuh, hingga kesulitan berkonsentrasi di sekolah.
“Ketidakseimbangan nutrisi ini juga mengganggu perkembangan otak dan hormonal yang sangat krusial pada masa remaja,” tambahnya.
Tidak hanya obesitas, konsumsi junk food juga dapat menyebabkan gangguan lain yang sering tidak disadari. Seperti gangguan pencernaan berupa sembelit, maag, atau asam lambung akibat rendahnya asupan serat dan tingginya kadar lemak.
Kerusakan organ seperti hati dan ginjal juga bisa terjadi karena kerja organ yang terus menerus dipaksa menyaring racun dan zat tambahan dalam makanan olahan.
“Konsumsi junk food berhubungan dengan peningkatan risiko depresi, kecemasan, dan gangguan suasana hati. Ini terjadi karena terganggunya keseimbangan hormon dan mikrobiota usus yang berperan dalam produksi neurotransmitter seperti serotonin,” tutup dia. (nrf/yuk)