SMPN 5 Makassar Kenalkan Inovasi SELEBES dan Gerakan Sekolah Sehat, Bangun Karakter Siswa Lewat Kebiasaan Positif

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan bebas sampah kini bukan lagi sekadar wacana di SMPN 5 Makassar. Melalui inovasi bertajuk SELEBES (Sekolah Lingkungan Sehat Bebas Sampah) dan program Gerakan Sekolah Sehat (GSS), sekolah ini terus berkomitmen menanamkan kebiasaan positif sekaligus membangun karakter peserta didik.

Kepala SMPN 5 Makassar, Firman, S.Pd., M.Pd, menjelaskan bahwa inovasi SELEBES bermula dari persoalan sederhana, sampah yang tertinggal di dalam kelas saat akhir pekan. Dengan keterbatasan lahan dan jumlah tempat pembuangan sampah yang minim, kondisi ini sempat membuat lingkungan sekolah kurang nyaman.

“Bayangkan kalau sampah dari hari Jumat tertinggal hingga Senin pagi. Baunya luar biasa, karena sampah itu diambil baru Senin malam. Dari situ saya berpikir harus ada terobosan,” jelasnya.

Inspirasi datang dari pengalaman beliau saat berkunjung ke Jepang, negara yang bersih tanpa terlihat banyak tempat sampah. Ia membawa pulang ide itu dan menanamkannya di sekolah, dengan prinsip bahwa setiap warga sekolah bertanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan.

Namun, tidak sedikit tantangan. Di awal penerapan, siswa sempat menggantung sampah di pagar rumah tetangga, atau menyimpannya di lemari kelas. Namun dengan edukasi, sanksi tegas, dan peran serta orang tua, perlahan kesadaran mulai tumbuh.

“Harapan saya, SMP 5 bisa jadi pilot project bagi sekolah lain. Bukan sekadar inovasi, tapi jadi budaya baru,” tegasnya.

Salah satu guru, Sitti Mardiah, S.Si, menambahkan bahwa keberlanjutan program dijaga melalui sistem monitoring dan evaluasi rutin setiap Senin. Di rapat mingguan, setiap kelas dinilai kebersihannya. Kelas terbersih diberi bendera hijau, dan yang kotor diberi bendera hitam.

“Hal yang sama juga diterapkan oleh para guru yang juga ikut membawa pulang sampah masing-masing. Kita tidak bisa menuntut siswa kalau kita sendiri tidak jadi teladan,”ujarnya.

Guru lain, Muhammad Hasbi, S.Pd., Gr, menyoroti dampak Gerakan Sekolah Sehat (GSS) yang digelar setiap Jumat. Kegiatan berupa senam bersama dan makan sehat membuat siswa lebih semangat mengikuti pelajaran.

“Kami melihat perubahan nyata. Bekal siswa kini lebih sehat, mulai dari sayuran hingga buah. Mereka mulai meninggalkan makanan cepat saji,” tuturnya.

Alifia Fatia Wibowo, OSIS SMPN 5 Makassar, mengaku OSIS aktif dalam mendukung program ini. Mereka ikut menyosialisasikan program setiap Jumat. Bahkan, OSIS juga berkeliling memantau kelas usai jam pelajaran.
“Kalau ada kelas kotor, kami catat. Jadi siswa juga tahu kalau mereka diawasi oleh sesama teman,” katanya.

Para siswa menyambut baik program ini karena tidak hanya mengajarkan kebersihan, tapi juga nilai tanggung jawab dan kedisiplinan.

Ardana Setya Juang Bahari, siswa SMPN 5 Makassar mengatakan bahwa setiap Jumat, biasanya dilakukan senam, lalu makan bersama. Mereka juga diwajibkan bawa kantong plastik sendiri dari rumah.

Ajeng Widya Maharani menambahkan bahwa program ini membantu membentuk karakter siswa. “Kami belajar disiplin, bertanggung jawab. Bawa kantong sampah sendiri itu supaya sadar sama sampah sendiri,”ungkapnya.

Hal serupa diungkapkan oleh Nicholas Ferdinand, yang mengapresiasi pendekatan praktis dalam program GSS. “Kami makan bersama setelah senam, dan sudah diberitahukan sebelumnya agar makanan yang dibawa itu sehat. Jadi kami belajar untuk menjaga kesehatan diri sendiri,” jelas Nicholas.

Sementara itu, Muliana Islami*menilai bahwa kebiasaan memilah dan membawa pulang sampah bisa membentuk sikap tanggung jawab dalam diri siswa.

  • Bagikan