KEKER.FAJAR.CO.ID – Suasana penuh antusiasme menyelimuti pelaksanaan ENLITE FEST 2025, sebuah festival seni yang mempertemukan kreativitas mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dan Universitas Fajar (UNIFA) dalam satu panggung kolaboratif. Dengan mengusung tema “Experience the Epic Ensemble: Words and Works”, acara ini menghadirkan berbagai pertunjukan seni seperti drama, musikalisasi puisi, pembacaan puisi, film pendek, dan pameran budaya.

Penonton dan peserta merasakan semangat kebersamaan serta pesan mendalam yang disampaikan lewat karya. “Saya sangat antusias karena ini adalah pertama kalinya saya menonton kolaborasi seperti ini. Dari acara ini saya belajar bahwa tidak ada salahnya mencoba hal baru dan tidak ada yang salah dari perbedaan. Justru perbedaan adalah pintu persatuan yang sangat unik dan istimewa,” ujar Oktaviani Nilka Zalukhub, mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Fajar.
Senada dengan itu, Fitriani Yunus, mahasiswi Bahasa dan Sastra Inggris dari UIN Alauddin Makassar, mengaku terkesan karena drama yang dipentaskan berasal dari angkatan dan universitasnya sendiri. “Drama dari UNIFA yang menghibur dan dari UIN yang menegangkan itu saling melengkapi,” tuturnya.
Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mengekspresikan minat dan bakat mereka. Muhammad Amar, mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris UIN Alauddin, mengungkapkan ketertarikannya terhadap puisi. “Saya memang suka puisi karena sarat makna, dan di Enlite Fest ini saya mendapat kesempatan untuk tampil membacakan puisi dengan latihan yang cukup intens, mulai dari vokal hingga musikalisasi,” ungkapnya.
Adi Prayoga, mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris, Univeristas Fajar, yang juga menjadi peserta penampil, mengaku kegiatan ini sangat ditunggu oleh mahasiswa, terutama dari jurusan sastra. “Ini adalah event besar dan jadi kolaborasi pertama kami dengan UIN. Tantangannya memang di manajemen waktu, tapi semangat tetap tinggi,” jelasnya. Ia berharap festival ini bisa terus berkembang dan melibatkan lebih banyak kolaborasi di masa depan.
Ketua panitia dari Universitas Fajar, Miftahur Rizkiyah Hamid, menjelaskan makna tema tahun ini. “Kami ingin semua yang hadir bisa merasakan gabungan antara kata-kata seperti puisi dan drama, dengan karya nyata seperti film pendek dan pameran budaya. Prosesnya tentu tidak mudah, apalagi banyak peserta punya jadwal padat, tapi komunikasi aktif dan kerja sama membuat semuanya berjalan lancar,” katanya. Total peserta dari berbagai divisi, termasuk tim kreatif dan penampil, mencapai 15 orang.
Sementara itu, Ketua Panitia dari UIN Alauddin Makassar, Awaluddin, menambahkan bahwa makna dari “epic ensemble” adalah kekuatan kolektif dalam menciptakan pertunjukan luar biasa. Salah satu kendala yang dihadapi adalah keterbatasan sponsor, namun hal ini diatasi dengan iuran bersama. “Sekitar 100 peserta dari UIN turut serta dalam event ini,” ungkapnya.
Kepala Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris Universitaa Fajar, Dr. Bahar Setiawan, S.Pd., M.Hum, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari mata kuliah yang berkaitan dengan seni sastra dan budaya. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar secara akademis, tapi juga mengeksplor kemampuan mereka melalui pentas seni. Prodi sangat terlibat, baik dari segi pengawasan akademik hingga pendampingan saat latihan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini tidak hanya mendukung kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa, tapi juga bisa menjadi batu loncatan untuk karier mereka di masa depan. “Mereka bisa jadi aktor, presenter, atau mengembangkan talenta lain di dunia kerja. Harapannya, kolaborasi lintas universitas ini bisa menjadi kegiatan rutin yang lebih besar dan lebih kreatif,” pungkasnya.