Cerpen: Jejak di Jembatan Waktu

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Kala April melangkah ke Juni, jam berdetak membuat waktu berubah. Menit berganti, detik berlalu, membentuk hari yang baru, membawa kenangan masa kecil yang indah.

Aku masih ingat saat-saat itu, ketika dunia masih penuh dengan keajaiban. Ketika tawa dan tangis, masih menjadi bagian dari kehidupan yang sederhana namun indah.

Sementara daun angsana terlepas begitu saja, tanpa rasa bersalah, dan tanpa rasa sedih. Dia tidak merasa harus bertahan, di dinding yang pernah menjadi tempatnya.

Terkadang, hidup harus seperti jembatan yang menggantung. Kita berjalan di atasnya, dengan langkah yang masih tak pasti. Di seberang sana masa depan menanti kita. Menanti hidup yang baru dan harapan yang baru. Maka kita melangkah, melangkah dengan hati yang berani. Menyeberangi jembatan, menuju kehidupan yang sejati. Kita berjalan beriringan, dalam antrian panjang kehidupan, tak perlu tergesa dan tak perlu risau.

Sering kali aku bertanya, adakah yang menungguku di ujung sana selain masa depan? Dan pada akhirnya, hanya waktu yang akan menjawab. Sekarang, aku melihat dunia dengan mata yang berbeda. Dunia yang lebih rumit, dari yang ku bayangkan. Namun, kenangan masa itu tetaplah masih ada. Masih meninggalkan jejak, di jembatan waktu.

Nurfadilah

  • Bagikan

Exit mobile version