KEKER.FAJAR.CO.ID – Kesadaran terhadap lingkungan kini makin tumbuh di kalangan pelajar. Salah satu gaya hidup yang mulai banyak dilirik adalah low waste, yaitu gaya hidup yang bertujuan mengurangi produksi sampah seminimal mungkin.
Kalau dulu isu lingkungan dianggap hanya urusan orang dewasa, sekarang banyak pelajar yang ikut ambil peran. Mereka mulai membawa tempat makan sendiri, memakai botol minum isi ulang, hingga menghindari barang sekali pakai seperti sedotan plastik dan tisu.
Gaya hidup low waste ini bukan soal menjadi “sempurna”, tapi soal melakukan perubahan kecil yang berdampak besar. Misalnya, memilih membawa tas kain saat belanja, memanfaatkan kertas bekas untuk mencatat, atau mendaur ulang barang menjadi kerajinan tangan yang bermanfaat.
Di beberapa sekolah, gerakan low waste bahkan sudah mulai diterapkan lewat program Bank Sampah, kantin bebas plastik, dan kegiatan daur ulang. Pelajar dilibatkan langsung agar lebih paham tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Media sosial juga ikut mendorong tren ini. Banyak konten kreatif dari remaja yang membagikan tips hidup minim sampah, mulai dari tutorial eco-brick, DIY tas bekas baju lama, sampai meal prep tanpa kemasan plastik.
Gerakan low waste ini juga memberi dampak positif terhadap pola pikir dan kebiasaan pelajar. Mereka jadi lebih bijak dalam membeli barang, memikirkan ulang sebelum membuang sesuatu, dan mulai peduli terhadap keberlanjutan bumi. Bahkan, ada yang menjadikan ini sebagai bagian dari tugas proyek sekolah atau konten edukatif di media sosial.
Dengan semangat kolaborasi dan kreativitas, gaya hidup low waste di kalangan pelajar bukan hanya bentuk kepedulian terhadap lingkungan, tapi juga wujud karakter positif generasi muda masa kini. Mulai dari langkah kecil di sekolah, dampaknya bisa besar untuk masa depan bumi kita.