5 Cara Melatih Self-Acceptance untuk Remaja, Belajar Menerima Diri Bukan Menyerah

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Di tengah standar kecantikan yang sempit, tekanan sosial media, dan ekspektasi lingkungan sekitar, banyak remaja kesulitan menerima dirinya sendiri. Padahal, self-acceptance atau penerimaan diri adalah fondasi penting agar remaja bisa tumbuh dengan sehat secara mental maupun emosional.

Self-acceptance bukan berarti pasrah dengan keadaan atau berhenti berkembang. Justru sebaliknya, ini adalah langkah awal untuk berdamai dengan kekurangan, mensyukuri kelebihan, dan tetap terus melangkah tanpa harus membandingkan diri dengan orang lain.

Namun sayangnya, banyak remaja merasa “tidak cukup” tidak cukup pintar, tidak cukup cantik, tidak cukup keren. Perasaan ini sering muncul karena pengaruh media sosial yang menampilkan versi terbaik dari orang lain, membuat remaja tanpa sadar terus membandingkan diri.

Padahal, setiap orang punya keunikan masing-masing. Proses menerima diri memang tidak instan. Dibutuhkan waktu, kesabaran, dan keberanian untuk melihat diri sendiri secara jujur tanpa filter, tanpa topeng.

Self-acceptance juga berarti menerima emosi yang muncul, baik itu sedih, marah, kecewa, maupun takut. Semua perasaan itu valid dan layak diakui. Ketika seseorang belajar menerima perasaannya, ia akan lebih mudah memahami dirinya dan orang lain.

5 Tips Latihan Self-Acceptance untuk Remaja

1.Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Ingat, media sosial bukan cermin realita. Semua orang punya waktu tumbuhnya sendiri. Fokuslah pada kemajuan dirimu sendiri, sekecil apa pun itu.

2.Akui dan Hargai Perasaanmu Sendiri

Nggak apa-apa merasa sedih, kecewa, atau takut. Daripada ditahan, lebih baik diakui dan dipahami. Tulis di jurnal, atau ceritakan ke orang yang kamu percaya.

3.Ucapkan Kalimat Positif untuk Diri Sendiri

Biasakan bicara baik pada diri sendiri. Contoh: “Aku cukup.” “Aku berhak bahagia.” “Aku sedang belajar, dan itu nggak apa-apa.”

4.Maafkan Diri Sendiri

Kalau pernah buat kesalahan, bukan berarti kamu gagal jadi manusia. Jadikan pengalaman itu sebagai pelajaran, bukan alasan untuk membenci diri sendiri.

5.Rayakan Hal-Hal Kecil

Dapat nilai bagus, bangun pagi, bantu teman, atau sekadar nggak menyerah hari inisemua itu layak kamu apresiasi. Self-acceptance tumbuh dari hal-hal sederhana.

Self-acceptance bukan akhir dari perjalanan, tapi pintu menuju kehidupan yang lebih jujur, lebih damai, dan lebih kuat. Menerima diri bukan berarti menyerah. Tapi justru langkah awal untuk tumbuh, dengan cara yang lebih lembut dan penuh kasih pada diri sendiri.

  • Bagikan