KEKER.FAJAR.CO.ID – Banyak remaja masa kini tampak aktif, ceria, dan produktif. Namun di balik semua itu, tak sedikit yang sebenarnya menyimpan beban mental tak terlihat. Mereka terus-menerus memikirkan berbagai hal tugas sekolah, ekspektasi orang tua, tekanan pertemanan, hingga citra diri di media sosial. Inilah yang disebut dengan mental load.
Mental load adalah kondisi ketika pikiran terasa penuh karena banyak hal yang harus diingat, dipikirkan, atau direncanakan. Meski tubuh tak terlihat lelah, otak terus bekerja tanpa henti. Akibatnya, banyak remaja merasa stres, cemas, mudah lelah, atau kehilangan motivasi tanpa tahu penyebab pastinya.
Masalah ini makin sering muncul karena gaya hidup yang serba cepat dan penuh tuntutan. Remaja dituntut untuk selalu tampil sempurna, berprestasi, aktif di berbagai kegiatan, namun tetap harus terlihat santai dan bahagia. Sayangnya, tidak semua mampu menjalani itu tanpa kelelahan mental.
Banyak dari mereka merasa tidak enak untuk berhenti sejenak atau mengatakan “aku capek.” Mereka takut dianggap lemah, tidak produktif, atau kalah saing dari teman-temannya. Padahal, perasaan lelah secara mental itu sangat manusiawi.
Mental load juga sering datang dari hal-hal kecil yang tak disadari, seperti mengingat semua tugas sekolah, memikirkan omongan orang lain, atau merencanakan segalanya sendiri. Jika dibiarkan, bisa berdampak buruk pada kesehatan mental, kualitas tidur, hingga motivasi belajar.
Untuk mengatasi hal ini, penting bagi remaja untuk mengenali batas kemampuan dirinya. Istirahat, menulis jurnal, menjauh sejenak dari gadget, dan belajar mengatakan tidak adalah langkah kecil yang bisa membantu meringankan beban pikiran.
Remaja perlu tahu bahwa istirahat bukan berarti gagal. Memberi waktu untuk diri sendiri adalah bentuk kepedulian dan kekuatan. Karena pikiran yang terlalu penuh, lama-lama bisa meledak meskipun tak pernah terlihat dari luar.