Trend Fashion Terkini: Panggung Ekspresi Diri atau Ajang Flexing Tanpa Batas

  • Bagikan

KEKER.FAJAR.CO.ID – Dunia fashion sedikit bergeser dari ekspresi diri kemudian kini menjadi sebuah ajang flexing di Era digital. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia fashion mengalami pergeseran makna. Media sosial seperti Instagram, TikTok, hingga Threads telah menjadi “panggung runway” modern, di mana setiap individu bisa menunjukkan gaya berpakaiannya,—bukan hanya untuk tampil menarik, tetapi juga sebagai simbol status sosial dan ekonomi.

Perubahan trend fashion panggung flexing ini dipicu oleh beberapa faktor utama, seperti pengaruh media sosial. Algoritma platform digital mendorong konten visual yang glamor dan mencolok untuk mendapatkan lebih banyak perhatian. Gaya hidup yang mewah, barang branded, hingga outfit “mahal tapi simple” menjadi standar estetik yang banyak dikejar demi validasi berupa likes dan views.

Lalu, perilaku FOMO (Fear of Missing Out) juga mengambil peran dalam mempengaruhi kebanyakan orang untuk merasa harus mengikuti tren fashion terbaru agar tidak tertinggal, tidak dianggap “ketinggalan zaman,” atau bahkan agar tetap relevan di pergaulan sosial. Dalam platform digital juga menyuguhkan potret hidup yang tampak sempurna dan glamor, membuat gaya hidup sederhana sering kali dipandang kurang menarik.

Melihat fenomena flexing ini, meski terlihat glamor, kebiasaan tersebut menyimpan dampak negatif yang serius, seperti:

Krisis Identitas

Terlalu fokus tampil “kaya” membuat banyak orang kehilangan jati diri dan mengabaikan gaya personal.

Tekanan Mental dan Finansial

Gaya hidup dipaksakan di luar kemampuan, berujung utang, stres, dan turunnya rasa percaya diri.

Konsumsi Berlebihan dan Polusi Sosial

Tren ini mendorong perilaku konsumtif yang merusak lingkungan (fast fashion) serta memperbesar kesenjangan sosial.

Untuk keluar dari “zona flexing” adalah dengan mengenali gaya pribadi dan gunakan fashion sebagai ekspresi, bukan pencitraan. Bangun literasi fashion: sadar bahwa yang mahal belum tentu cocok atau stylish. Lebih baik memiliki sedikit pakaian berkualitas daripada terus beli demi tren. Hargai karya lokal, padukan gaya secara kreatif, dan jadikan fashion penunjang kepercayaan diri—bukan penentu nilai diri. Fashion seharusnya mencerminkan kepribadian, bukan status. Dengan sikap bijak dan sadar, kita bisa menjadikan fashion sebagai sarana ekspresi diri yang sehat, bukan arena pamer yang melelahkan.

(Nurul Fadhilah Puspa Darwini)

  • Bagikan